Seorang wanita dan pria tengah berada di tengah kerumunan siswa, mereka menjadi pusat perhatian seantero sekolah. Ekspresi sang wanita terlihat menahan jengkel dan marah.
“Aku mencintaimu Jes! Mauka kau jadi kekasihku? Aku sudah mengamatimu sejak satu tahun yang lalu!” ucap seorang pria dengan buket bunga di tangannya.
“Hentikan jangan membuatku malu!” marah Jeslyn dengan suara yang cukup kecil.
“Tidak akan, apa karena siswa baru itu jadi kau menolakku?” tanya Mark masih dalam keadaan berlutut.
Jeslyn memutar bola matanya kasar, senior dihadapannya ini benar-benar gila, dan Jeslyn harus segera menghentikannya jika tidak masalah besar akan terjadi.
Chapter Lainnya
- Mimpi – Falling in The Darkness (Chapter 1)
- Pria Aneh – Falling in The Darkness (Chapter 2)
- Vampir itu Nyata! – Falling in The Darkness (Chapter 3)
- Gadis Keras Kepala – Falling in The Darkness (Chapter 4)
- Kau Milikku! – Falling in The Darkness (Chapter 5)
“Aku mencin..
“Tutup mulutmu sialan!” teriak Genta merusak suasana.
Semua mata teralih, sekarang mereka menatap intens Genta yang berdiri di salah satu kerumunan siswa. “Apa yang kau lakukan pada calon Istriku!” ucapnya kembali berjalan mendekati Mark.
Mata Jeslyn membulat tak percaya perkataaan Genta, seantero sekolah sedang memerhatikan mereka, Genta rupanya lebih gila dari pada Mark.
“Calon Istrimu? Ck… jangan bermimpi!” Mark tak kalah tegas, senyum menyeringai terlihat jelas di bibirnya.
Buk
Genta memukul Mark tepat di pipi pria tersebut membuatnya terpental jauh. “Itu untukmu bodoh karena berani-beraninya mengganggu wanitaku,” seringai tak kalah menakutkan muncul di wajah tampannya.
Jeslyn dibuat terperangah menatap Genta, dengan mudahnya Genta memukul Mark yang dikenal sebagai Psycho sekolah.
Saat ini mereka bertiga semakin menjadi pusat perhatian satu sekolah, semua wanita tentu ingin di posisi Jeslyn yang diperebutkan oleh 2 siswa tampan sekolah ini.
“Wanitamu? kau mau menipuku?” Mark mulai berdiri kembali dan mendekati Genta bersiap membalas pukulan Genta namun sayang Genta menepisnya dengan cepat.
Jeslyn dapat melihat kepalan tangan Genta. Tidak, situasi ini sangat berbahaya. Jeslyn segera menarik lengan Genta meninggalkan kerumunan itu, jika dibiarkan Mark bisa saja mati di tangan Genta.
Setelah menjauh dari kerumunan itu, Jeslyn segera melepaskan tarikannya.
“Apa yang kau lakukan Genta? Hah!” tanya Jeslyn marah.
“Aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran! Dia dengan berani mengatakan kata menjijikkan itu padamu,” ucap Genta sebagai pembelaan diri.
“Kau gila? kita berada di sekolah! situasi ini berbahaya untukmu.”
Genta tersenyum mendapati ekspresi khawatir Jeslyn. “Kau mengkhawatirkanku?” tanyanya menggoda.
Jeslyn mendelik, “Aku tidak mengkhawatirkanmu, aku hanya takut jika kau membahayakan orang lain karenaku,” batin Jeslyn.
“Jangan khawatir sayang, kekuatannya tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku!” tegasnya lalu mengusap lembut kepala Jeslyn.
***
“Anak kurang ajar itu! Apa dia benar-benar gila!” teriak Leston penuh amarah.
Mandley terdiam menunduk tak berani buka suara.
“Beberapa orang telah mengetahui kepergian Genta, aku khawatir musuh kita akan menggunakan kesempatan ini.”
“Aku sendiri yang akan turun tangan, Mereka harus segera kembali, aku akan menyuruhnya membawa Jeslyn kemari!”
“Apa semudah itu mengajak Nona Jeslyn, Tuan?”
“Itu urusan Genta, aku tidak mau tau mereka harus segera kembali,” ucap Tuan Leston yakin.
***
Tak jauh Dari Istana Alexei
Seorang pria tampan sedang duduk menikmati pemandangan laut di depannya, dialah Alward Gibson sepupu Genta, Anak dari Alm. Putra Mahkota sebelum Tuan Leston, di sampingnya duduk pula sahabat terdekatnya namanya Emili.
“Apa benar Genta ada di dunia manusia?”
“Iya, kudengar dari ayahku Genta sedang menjemput pengantinnya!”
“Pengantin?” tanya Alward heran.
“iya, dan kudengar Genta akan segera menikahi gadis itu.”
“Tapi mengapa bisa seorang manusia menjadi pengantin dari vampir seperti kita?” tanya Alward kembali.
“Aku pernah mendengar sebuar rumor yang mengatakan bahwa wanita itu sebelumnya pernah menginjakkan kaki di dunia kita!”
“Jangan berbelit-belit Emili, kau membuatku tak mengerti!”
“Apa kau ingat beberapa tahun lalu di kerajaan ini, Yang Mulia Leston membawa anak manusia yang terluka! Ya, kudengar dialah pengantin Tuan Muda.”
“Kalau tak salah namanya Je..”
“Jeslyn?” tanya Alward memotong ucapan Emili.
“Iya, apa kau juga mengenalnya?”
Alward tiba-tiba menegang, entah mengapa hatinya terasa sesak mendengar nama itu. Apa lagi ini?
“Ada apa Alward?” Emilie bertanya ketika melihat perubahan pada mimik wajah sahabatnya.
“Dia gadis yang selama ini kuceritakan padamu!”
Deg
“Apa maksudmu?” sungguh Emili tidak yakin dengan apa yang didengarnya.
“Aku serius dengan ucapanku Emili.” ucap tegas Alward.
“Dia cinta pertamaku!” lanjutnya kembali.
Emili dibuat cukup Shock raut wajahnya berubah sedih, rupanya Alward belum bisa melupakan cinta pertamanya cukup membuat hati emili sakit. Emili cukup tau tentang wanita itu karena Alward selalu menceritakan wanita itu padanya.
Emili menatap Alward. “Tidak bisakah kau mencintaiku? Apa tidak ada tempat sedikitpun di hatimu untukku?” batin Emili sedih. Emili rupanya telah memendam rasa pada Alward sejak mereka kecil.
***
Bumi
Genta terus mengikuti Jeslyn, dimanapun ada Jeslyn di situ pasti ada Genta.
“Hei, berhenti mengikutiku” teriak Jeslyn risih.
“Aku terus saja merindukanmu, aku tidak bisa jauh darimu satu lagi aku takut ada pria gila yang mendekatimu lagi,” ucap Genta santai sudut bibirnya terangkat, menampilkan senyuman manis.
“Apa maksudmu, jangan Alay! Sekarang semua orang sudah tau tentang kita Genta, aku yakin tak ada yang berani menggangguku mengingat perlakuanmu pada Mark,” ketus Jeslyn
Jeslyn bukan Anak kecil yang harus diikuti kemanapun ia pergi, Jeslyn tidak suka hal itu.
“Maafkan aku karna terlalu posesif, itu karena aku takut kehilanganmu,” ucap Genta ada nada kesedihan pada ucapannya.
“Kehilangan? kita sedang ada di sekolah Genta, aku tidak akan pernah pergi jauh!” Jeslyn semakin kesal.
“Baiklah, aku akan berhenti mengikutimu tapi hanya untuk hari ini, aku paham kau butuh waktu sendiri sebelum kita menikah jadi jaga dirimu baik-baik,” bisik Genta, ia mengedipkan salah satu matanya lalu pergi meninggalkan Jeslyn.
“Huff, terserah kau mau bilang apa intinya aku bebas!” batin Jeslyn bersorak bahagia.
Arlen menatap kepergian Genta, ia lalu menghampiri Jesly.
“Lihatlah ternyata selama ini kau membohongiku, katanya tak mengenalnya?” tanya Arlen heran menatap jengkel Jeslyn.
Jeslyn berbalik menatap was-was sahabatnya itu, dia sungguh bingung apa yang harus dikatakannya. “Maafkan Aku Len kau tau aku, aku sangat tidak suka mengumbar hubunganku,” jawab Jeslyn penuh kebohongan, dia harus mencari cara supaya sahabatnya ini tak mencurigainya.
“Aku sahabatmu Jes, kau terlalu jahat karena menganggapku seperti orang asing!”
“Untuk kali ini maafkan aku yah, makanlah sepuasnya aku yang teraktir!” Jeslyn berusaha membujuk Arlen, makanan selalu bisa membuat mood sahabatnya ini berubah.
“Sepuasnya? Ok Baiklah aku memaafkanmu.” ucap Arlen menerima permintaan maaf dan tawaran sahabatnya itu.
“Maafkan Aku Len” batin Jeslyn lalu memeluk erat sahabatnya.
***
Jeslyn berjalan pelan menuju kelasnya, tangannya sibuk mengutak-atik handphone miliknya, namun belum jauh dari kantin seseorang tiba-tiba menarik paksa Jeslyn masuk ke dalam toilet wanita.
Bruk…
Badan Jeslyn terasa remuk ketika seorang wanita menghempasnya dirinya ke tembok toilet, itu sangat menyakitkan.
“Apa-apaan kalian?” tanyanya sambil menepis keras tangan orang yang menariknya.
Alis Jeslyn terangkat, “Bukankah mereka senior?” batin Jeslyn.
“Apa liat-liat hah!” bentak wanita yang ada dihadapannya.
Jeslyn berusaha pergi, namun bahunya kembali ditahan oleh salah satu senior. Senior? Jeslyn pernah melihatnya di Gedung Kelas XII, entah siapa namanya, Jeslyn tidak terlalu mengenalnya.
“Kau berani-beraninya mendekati Mark dan Genta, apa kau menggodanya? dasar gadis murahan!” bentak pula salah satu dari mereka.
Genta? Jeslyn tersenyum miris, ia sadar mereka ini pasti fans fanatik dari Genta. Andaikan kalian tau Genta itu seorang vampir bodoh. Benak Jeslyn.
“Memang kenapa? Kau bahkan bukan siapa-siapa Genta!” sahut Jeslyn tidak mau kalah.
“Jadi kau berani padaku? dasar jalang.” Wanita itu mengangkat tangan bersiap menampar Jeslyn, namun seseorang dengan sigap menahan tangan wanita itu.
Semuanya Kaget termasuk Jeslyn.
“Gee..genta?”
“Kauuu mau mati hah? berani-beraninya menyentuh wanitaku!” Teriak Genta menepis kasar tangan wanita itu.
“Taa..tapi…
“Jika sekali lagi kuliat kalian menyakiti wanitaku, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian, ingat itu,” bentak Genta lalu menarik tangan Jeslyn keluar dari wc.
***
Di balkon sekolah
“Inilah kenapa aku terus mengikutimu, baru sebentar saja aku pergi kau sudah dalam bahaya,” ucap Genta mengelus lembut rambut wanitanya.
“Ini karenamu, dia fansmu bodoh.”
“Fansku? aku tak menyangka,” gumam Genta, masih bisa didengar oleh Jeslyn.
Jeslyn memutar bola matanya, “Jadi kau bahagia, karena memiliki banyak Fans?”
“Jangan cemburu Sayang, aku hanya mencintaimu!” tegas Genta mengelus lembut pucuk kepala Jeslyn.
“Yak, aku tidak cemburu bodoh.”
Chapter Sebelumnya
- Extra Part 3 End – Falling in The Darkness (Chapter 37 End)
- Extra Part 2 – Falling in The Darkness (Chapter 36)
- Extra Part 1 – Falling in The Darkness (Chapter 35)
- Pernikahan Kerajaan – Falling in The Darkness (Chapter 34)
- Semuanya Mulai Terungkap – Falling in The Darkness (Chapter 33)