Jeslyn terbangun dengan tubuh yang lebih segar dari biasanya. Dia menguap lalu merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
“Morning sayang.” Sebuah suara menyadarkan Jeslyn sepenuhnya, ia lalu mengalihkan pandangannya pada Genta yang saat ini sedang duduk manis menatapnya.
Untuk sesaat Jeslyn dibuat terpesona dengan penampilan Genta. Satu kalimat yang ada dipikiran Jeslyn, “Tampan sekali dia, kenapa dia bisa setampan ini?” tanpa sadar senyuman terukir di wajahnya.
“Aku memang tampan, berhenti menatapku seperti kau ingin memakanku Jes!” goda Genta.
Pipi Jeslyn memerah, ia malu karena tertangkap basah sedang mangamati Genta dan tebakan Genta memang sesuai dengan pikiran Jeslyn.
Genta masih setia menatap Jeslyn.
Pastikan Telah Membaca Chapter Sebelumnya
- Mimpi – Falling in The Darkness (Chapter 1)
- Pria Aneh – Falling in The Darkness (Chapter 2)
- Vampir itu Nyata! – Falling in The Darkness (Chapter 3)
- Gadis Keras Kepala – Falling in The Darkness (Chapter 4)
- Kau Milikku! – Falling in The Darkness (Chapter 5)
“Kau mau pergi? kenapa terlihat sangat rapi?” tanya Jeslyn penasaran.
“Hari ini hari minggu aku akan mengajakmu jalan-jalan!” ajak Genta.
Mata Jeslyn berbinar, mengingat sudah lama ia tak jalan-jalan, “Kau bersungguh-sungguh?” tanya Jeslyn memastikan.
Genta mengangguk tanda membenarkan, “Bersiaplah” suruhnya kemudian.
“Tapi ini masih terlalu pagi! aku akan tidur satu jam lagi yah” rengek Jeslyn sambil menguap, ia kembali ke posisi tidurnya semula.
“Mandilah, aku tahu wanita butuh waktu yang lama untuk berdandan,” perintah Genta.
“Tapi..
“Tidak ada tapi-tapian, jangan membantah dan dengarkan aku Jeslyn,” potong Genta.
Jeslyn mengangguk tidak ingin membuat vampir dihadapannya ini marah. Bisa gawat jika Genta sampai marah, mengerikan membayangkan Genta akan memperlihatkan wujud aslinya.
Jeslyn menggeleng cepat, “Baiklah-baiklah aku akan segera bersiap,” ucap Jeslyn lalu berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi.
2 Jam Kemudian.
Jeslyn keluar dari kamarnya tampilannya hari ini sangat cantik dengan dress selutut berwarna biru langit dan rambut ikal yang terurai, sangat anggun membuat siapa pun akan terpesona melihatnya.
Genta tertegun untuk beberapa detik dia menatap Jeslyn dalam, “Kau sangat cantik, tidak sia-sia aku menunggu selama 2 jam lebih!” puji Genta, sengaja menggoda Jeslyn.
Jeslyn yang dipuji menunduk malu entah mengapa sekarang dia mulai terbiasa menerima keberadaan Genta di hidupnya.
“Jadi Kita mau ke mana?” Jeslyn mulai membuka suara.
“Kita? Wah rupanya Jeslyn Adriana Kyle mulai menerimaku,” godanya kembali.
Huft
Sifat Menjengkelkan Genta kembali muncul Jeslyn mempout bibirnya kesal, membuatnya terlihat menggemaskan di mata Genta.
“Baiklah Ayo pergi,” ajaknya lalu menggandeng tangan Jeslyn. Jeslyn membiarkan Genta menggandeng tangannya tanpa protes seperti biasanya.
***
Setelah menghabiskan 1 jam perjalanan, Genta mulai memarkirkan mobilnya dia akhirnya sampai di tempat tujuan mereka. Pantai yang sangat indah dengan pasirnya yang berwarna putih bersih. Wow menakjubkan.
“Aku baru tahu di sini ternyata ada pantai seindah ini!” sorak Jeslyn bahagia, terakhir kali ia ke pantai yaitu sekitar 2 tahun yang lalu, itupun saat perpisahan sekolah menengah pertama.
Genta memandang wajah Jeslyn, hembusan angin pantai menerpa rambut wanitanya dan jangan lupa tawa lepas Jeslyn menambah kecantikannya berkali-kali lipat. Tawa tulus pertama Jeslyn yang Genta liat setelah ia bertemu dengannya kembali.
Jeslyn dengan segera berlari meninggalkan Genta menuju pasir putih pantai itu.
“Jangan berlari Jes, kau bisa jatuh!” teriak Genta namun tak dipeduli oleh Jeslyn.
Genta tersenyum puas rencana untuk membuat hubungannya dengan Jeslyn semakin dekat ternyata berhasil, yah hari ini ia akan menghabiskan waktu bersama wanita tercintanya sebelum membawa Jeslyn ke dunia vampir.
Membawanya? itulah kesepakatan yang dibuat Genta dan Ayahnya semalam.
Flashback
“Kau harus segera kembali Genta, sudah cukup bermain-main bawah Jeslyn bersamamu!”
“Apa tidak berbahaya jika seorang manusia berada di kerajaan vampir?” senyum sinis Genta terpancar.
“Jangan Khawatir darahmu mengalir dalam nadinya selama dia dikerajaan kita tak akan ada yang berani melukainya, kau hanya perlu menjaganya sebaik mungkin karena dia akan menjadi salah satu kelemahanmu. Ingat Genta berlama-lama di dunia manusia juga tidak baik untuk vampir sepertimu.”
Ucapan Ayahnya membuatnya terdiam untuk sesaat.
“Aku ingin kau segera mengambil keputusan Genta!”
Genta mengangguk paham.
Flashback end
Pesan Ayahnya terus terngiang-ngiang di telinga Genta. Karena itulah mau tidak mau dia harus mengambil keputusan ini walau rasanya berat takut Jeslyn menolaknya.
Dan satu lagi Genta memang harus kembali ke dunianya karena jika terlalu lama di dunia manusia segala kekuatannya akan hilang, kemudian jiwa vampirnya sebagai pengisap darah akan kembali tentu sangat berbahaya untuk umat manusia.
***
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, sesekali Genta menatap wanitanya yang asyik memandang keindahan sunset.
“Ayo pulang, mata hari sudah tenggelam,” ajak Genta, menyodorkan telapak tangannya.
Jeslyn mengangguk menerima dengan senang hati untaian tangan Genta, Jeslyn merasa nyaman berada di dekat Genta.
Mobil Genta melaju dengan kecepatan yang standar sesekali ia melirik Jeslyn yang duduk di sampingnya “Apa hari ini kau bahagia?” tanya Genta memecah keheningan.
“Sangat bahagia..
Brak
Genta merasa menabrak sesuatu.
“Kau baik-baik saja?” Tanyanya khawatir memeriksa keadaan Jeslyn. Jeslyn menggeleng menetralkan jantungnya yang berdegup kencang karena kaget.
“Kaa..kau menabrak seseorang?” tanya Jeslyn takut.
“Tunggulah di sini, aku akan melihatnya kau tetaplah di dalam mobil,” suruh Genta.
Perlahan Genta turun dari mobil lalu menoleh ke seluruh jalan yang memang sangat sepi. Desiran Aneh menerpanya ada yang tidak beres ia mencium aroma seperti… Vampir?
“Pewaris kita rupanya sedang bersenang-senang di dunia Manusia! Leston mungkin akan meraung jika kita mengirim Kepala Putra Mahkota padanya.”
Genta menoleh ke arah sumber suara matanya memicing tajam.
“Sialan, mereka menemukanku!” umpat Genta.
Apa yang dikhawatirkan Ayahnya benar-benar terjadi, Genta dibuat panik jumlah mereka cukup banyak sekitar belasan vampir tentu mereka pasti musuh dari Ayahnya.
“Tuan, aku mencium aroma darah yang berbeda aroma darah yang sangat Lezat!” ucap salah satu dari vampir itu.
Pemimpin yang dimaksud mengangguk, ia mendengus merasakan aroma darah yang sangat lezat, ini pertama kalinya ia mencium aroma darah yang berbeda pada umumnya.
“Kita sedang beruntung lihatlah malam ini terjadi Gerhana Bulan, meminum darah Sang pewaris murni menjadikan kita lebih kuat tentunya,”
“Aku lebih tergiur dengan aroma darah lezat ini!”
Genta mengerang mendengar ucapan vampir dihadapannya ini, matanya beralih menatap langit dan benar saja terjadi Gerhana Bulan. Gawat, Genta terlalu menikmati waktu bersama Jeslyn.
Bukan hanya dia, Jeslynpun kini dalam bahaya karena kecerobohannya.
Shett…
Seorang pria tiba-tiba muncul dihadapan Genta. Alis Genta bertaut aroma yang familiar, ia mengenali aroma ini.
“Silahkan pergi Tuan Muda, saya akan menghalau mereka larilah kedalam hutan agar mereka sulit menemukan Anda. Kembalilah segera ke dunia kita dunia manusia sudah sangat berbahaya untuk Anda dan Nona,” suruh pria itu yang ternyata adalah Juno.
“Tapi kau?”
“Pergilah Tuan, aku bisa menghadang mereka!”
Dengan segera Genta berlari menarik Jeslyn keluar dari dalam mobil, Jeslyn yang terlihat ketakutan matanya berkaca-kaca, tubuhnya bergetar. “Me..mereka Siapa Genta?” tanya Jeslyn terbata-bata karena ketakutan.
“Ikutlah denganku!” Genta terus berlari memasuki hutan, hutan lebih baik dari jalan raya karena pohon- pohon akan menyulitkan mereka menemukannya dan Jeslyn. Genta terus berlari ke dalam hutan dengan memegang tangan wanitanya erat seakan takkan melepasnya, dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Jeslyn.
“Aku lelah Genta! kakiku sakit di sini terlalu gelap, aku sangat takut!” ringis Jeslyn tiada henti, ia semakin memegang erat tangan Genta air matanya perlahan mengalir membasahi kedua pipinya.
Melihat wanitanya meringis Genta segera memeluk Jeslyn membenamkan wajah wanitanya dalam pelukan, “Mereka juga mengincarmu kita harus segera pergi dari dunia ini, dunia manusia sudah tidak aman lagi bagimu!”
“Pe..pergi?”
Genta semakin memeluk erat tubuh Jeslyn, pelahan Jeslyn merasakan tubuhnya melayan penglihatannya mengabur entah apa yang terjadi. Mereka melintasi portal waktu penghubung antara dunia manusia dan dunia bangsa Vampir.
Silahkan memberi komentar disetiap cerita penulis.