Alward berjalan dengan langkah gontai menuju ke ruang pribadinya yang berada di sisi barat istana. Wajahnya terlihat tidak bersemangat mengingat kejadian tadi.
Dia menghentikan langkahnya setelah sampai di ruangan pribadinya, tubuh kini bergetar karena menahan emosi sedari tadi rupanya ucapan Genta membuatnya benar-benar sakit hati untuk kesekian kalinya.
Patikan telah membaca chapter sebelumnya : Masa Lalu Jeslyn- Falling in The Darkness (Chapter 12)
Brakk
Alward membanting meja di hadapannya hingga hancur berkeping-keping.
“Sialannnnnn,” teriaknya berusaha meluapkan emosinya.
“Aku akan merebut kembali semua yang seharusnya menjadi milikku, jabatan, tahta bahkan Jeslyn, aku akan membuatnya menjadi milikku,” gumamnya dengan suara bergetar penuh kemarahan.
***
Genta memasuki kamar Jeslyn membawa nampan di tangannya.
“Silahkan makan Nyonya Genta.” Genta menyajikan makanan tersebut tepat dihadapan Jeslyn.
Bukannya berterima kasih, Jeslyn malah mendelik kesal. “Makanan Apa ini?” tanya Jeslyn sembari menatap jijik makanan yang tersaji di hadapannya.
“Ini ayam sayang. Kau suka Ayam kan?” Genta balik bertanya.
Jeslyn tidak percaya, merasa dibohongi. “Ini yang kau bilang Ayam? Lebih terlihat seperti burung, kau membohongiku, ini pasti burung kan!” tolak Jeslyn mentah-mentah.
Genta mendecak kesal. “Berhenti berbicara omong kosong! Aku berburu sendiri ayam ini demi Nyonya Genta yang cantik, jadi makanlah,” bujuknya menahan kesal.
“Lihatlah, kau berbohong, Ayam tidak diburu, ayam biasanya dirawat oleh peternak ayam!”
Genta menggaruk kepalanya yang tidak gatal, entah harus mengatakan apa pada wanitanya ini.
“Di dunia vampir, tidak ada hewan yang di ternak sayang, kita harus berburu untuk menemukannya!”
“kau serius?”
Genta mengangguk mengiyakan. “Jadi makanlah, aku sendiri yang membuat ayam panggang ini, aku berusaha keras membuatnya untuk wanita cantikku ini, jadi ayo makan!” Suruh Genta sedikit menggoda.
Jeslyn tersenyum mendengarnya, ia lalu mengecup pipi Genta lembut. “Baiklah terima kasih untuk makanannya Tuan Genta, aku akan menghargai usahamu walaupun makanan ini terlihat aneh.”
Genta terkesan mendapati perlakuan menggemaskan Jeslyn padanya. “Sama-sama, nyonya Genta, lain kali aku akan belajar memasak untukmu,” jawabnya singkat dengan wajah senang.
Jeslyn tersenyum bahagia, entah semakin hari dia semakin menyukai Genta, perlakuan pria ini membuatnya merasa tersanjung.
“Sayang setelah ini aku harus pergi berburu bersama Ayahku”
“Wah itu pasti menyenangkan, kalau begitu tunggu aku, aku mau ikut,” sorak Jeslyn senang.
“No Big No, tidak kau tetap di kamar Jeslyn, di luar berbahaya untukmu!” larang Genta.
“Tapi.. aku bosan di kamar,” ucap Jeslyn mengkerucut bibirnya kesal, sungguh terlihat sangat imut.
“Tidak ada tapi-tapian Nyonya Genta, ada Hana yang akan menemanimu jika kau tidak menurut aku akan memberimu hukuman yang cukup bisa membuatmu mendengarkanku,” ancam Genta tersenyum nakal.
“Baiklah, aku tidak akan ikut, di sini lebih aman, jari jemari yang cantikku ini bisa terluka jika pergi berburu,” cengir Jeslyn.
***
Saat ini Genta dan Leston tengah berburu di hutan, beberapa pengawal terus berada dibelakang mereka.
“Ayah aku sudah memberi tahu Jeslyn tentang kejadian saat usianya 10 tahun!”
“Itu lebih baik, agar dia tau bahwa kalian memang ditakdirkan untuk bersama,” ucapan Leston membuat Genta bahagia tentunya.
“Tunggu dulu Genta, kau tau bukan kau harus secepatnya menikahi Jeslyn, lalu mengubahnya menjadi makhluk seperti kita,” ucap ayahnya memeperingatinya.
“Aku tau betul ayah, tapi untuk sekarang aku belum memikirkannya! Hubunganku dengan Jeslyn sedang bahagia-bahagianya, aku takut dia akan kembali membenciku jika memberi tau dia tentang hal ini.”
“Ayah harap kau segera melakukannya!”
“Aku akan mempertimbangkan ucapan ayah.”
***
Seorang Pria tua tengah menatap tajam papan pengumuman yang terpampang di pusat inti kerajaan tempat penduduk tinggal, dia segera merobek kertas itu dan segera menghilang bak asap.
Kerajaan Philp
Brakk
Suara pintu dibanting keras.
“Kurang Ajar, berani-beraninya Leston menolak kerja sama denganku! Apa dia mempermainkanku? Tak akan kubiarkan!” teriaknya penuh penekanan di setiap katanya.
Seorang pria berjalan mendekati pria tua itu. “Tenang Tuan! Mata-mata kita sudah mengirim info yang sangat menarik untuk anda ketahui!”
Pria tua itu mengalihkan pandangannya dan menatap penuh tanda tanya ke arah pengawalnya.
“Genta sudah bertunangan,” ucap pria yang dikenal bernama Henry itu.
Butuh waktu beberapa detik agar Tuan Phiter mengerti ucapan pengawalnya, dan akhirnya ia tersenyum licik mendengarnya, dia mengangguk paham.
“Info yang menarik, aku mengerti kemana arah pikiranmu.”
(Untuk Tuan Phiter sendiri ia merupakan raja dari kerajaan Philp, kerajaan terbesar kedua setelah kerajaan Alexei, usia Tuan Philp tidak jauh berbeda dengan usia Tuan Leston.)
“Jadi apa yang akan Tuan lakukan?” tanya Henry, pengawal setianya.
Phiter kembali tersenyum misterius. “Tentu saja seperti rencana awal kita.”
Henry mengangguk, menatap Tuannya.
“Cari tahu tentang tunangannya, aku ingin tahu dia dari golongan apa! Kita akan menggunakannya sebagai alat menundukkan Genta.”
Akhirnya ia menemukan kelemahan Kerajaan Alexei, dengan hal itu mereka juga mampu dengan cepat menundukkan kerajaan Alexei begitu pula Leston dan anaknya.
Phiter lagi-lagi senyum misteriusnya. Ini membuatnya semakin terlihat jahat dan licik.
“Henry apa putraku telah tiba?” tanya Phiter kembali.
Henry mengangguk tanda membenarkan ucapan Tuannya.
“Suruh dia segera menghadap kepadaku. Mulai sekarang dia harus belajar mempersiapkan diri menjadi penerusku.”
***
Jeslyn menatap Genta Intens, pria itu saat ini sedang bersiap-siap.
“Mau ke mana lagi kau? Tadi sore kau berburu sekarang mau kemana lagi?” Tanya Jeslyn penasaran.
Genta mengalihkan pandangannya ke arah Jeslyn, menatapnya lembut, “Ada yang harus kulakukan sayang, dan kau tidurlah ini sudah sangat larut!” suruhnya kemudian mengecup singkat dahi wanitanya.
Jeslyn mempout bibirnya. “Tega sekali, Kau membiarkanku tidur sendiri? Aku takut, bagaimana jika ada vampir jahat yang masuk ke dalam kamar ini!”
Genta mengerutkan dahinya, “Jadi kau ingin aku menemanimu tidur? Ini belum saatnya sayang, aku takut tidak bisa menahan diri,” godanya.
“Kau dasar mesum, bukan itu maksudku bodoh.” Jeslyn dibuat kesal, ia menatap jengkel Genta.
Genta menangkup kedua pipi Jeslyn. “Dengarkan aku, tidak akan ada yang berani mengganggumu di sini, sekarang kau tunangan Genta Alexei, siapa pun yang berani mendekatimu akan berurusan denganku! Jadi jangan takut, Satu lagi kamarmu dijaga ketat oleh pengawal tak akan ada yang berani masuk kesini!” Genta menjelaskan dengan sabar.
“Jangan Lama, hmm!”
“Tentu, aku tak bisa jauh darimu!” jawabnya mengangguk.
“Cih, kalau kau tidak bisa jauh dariku, kenapa malah pergi meninggalkanku sendiri,” gumam Jeslyn masih bisa didengar oleh Genta.
“Aku hanya sebentar sayang. Aku akan menyuruh Hana menemanimu.”
***
Dunia Manusia
Genta dan beberapa pengawalan berjalan pelan memasuki Hutan Alzeir, salah satu hutan terbesar Di dunia manusia, kalian ingat bukan beberapa vampir yang mengejar Genta dan Jeslyn beberapa waktu yang lalu, Genta berniat menundukkan mereka, mereka terlalu bahaya untuk umat manusia dan harus kembali ke dunia vampir.
“Aku ingin kalian berhati-hati!” bisik Genta pelan pada beberapa pengawal dibelakangnya.
Juno dan beberapa pengawal mengangguk paham.
Bruk
“Apa yang dilakukan Yang Mulia di tempat hina seperti ini?” Sebuah suara yang berhasil membuat Genta menghentikan langkahnya.
Genta menghela nafasnya pelan. “Berhenti membuat resah ini bukan dunia kalian, untuk hari ini aku akan mengampuni kalian jika kalian berjanji akan segera kembali ke dunia vampir, bagaimana?” tawar Genta.
“Mereka hanya akan mengikuti perintahku,” ucap salah satu dari mereka, vampir tua. Genta tau vampir itu pasti pemimpin mereka dapat diliat dari pakaiannya.
“Kau harus membunuhku, agar mereka dapat mengikuti perintahmu!” ucapnya Kembali.
Genta tampak menimbang permintaan vampir tua ini, “Baiklah kita akan bertarung 1 lawan 1! seimbang bukan?” Genta akhirnya mengambil keputusan, membuat Juno menatapnya tak percaya.
“Tuuann kumohon, ini sangat berbahaya,” larang Juno menggeleng.
***
Jeslyn terbangun dari tidurnya, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak, khawatir? Saat ini ia mengkhawatirkan Genta. Sungguh dadanyapun terasa benar-benar sesak.
Brak
Pintu kamarnya terbuka, menampilkan Hana yang menatapnya ragu, ekspresinya sangat sulit Jeslyn tebak.
“Nona, Tu..tuan Muda!” kata Hana gelagapan.
“Ada apa dengan Genta? Bicaralah yang Jelas Hana!”
“Di..dia terluka parah.”
Shut
Jeslyn memegang dadanya, rasanya sangat sakit hanya mendengar berita ini membuat hatinya terasa dihantam ribuan jarum “aa..apa maksudmu!”
Jeslyn segera berlari mengikuti pelayan itu.
Tibalah dia di ruangan Yang Mulia Leston, dia dapat melihat dengan jelas Genta tengah dikerumuni oleh pria tua berjubah putih, sepertinya seorang tabib. Jeslyn berjalan mendekati prianya, tubuhnya gemetar, tangisnya pecah mendapati darah segar yang mengalir di lengan prianya itu.
Hatinya semakin sesak saja, ada apa ini? Ada apa dengan hatinya kenapa dia seperti ini? Air matanya semakin mengalir deras tak kuasa melihat prianya terbujur kaku. Jeslyn memeluk Genta dengan penuh kasih sayang. Berharap kalau hal itu dapat menyadarkan prianya.
“Ada apa dengannya, Hiks!” Teriak Jeslyn tak karuan.
“Tenanglah Jeslyn Genta akan baik-baik saja,” ucap Leston menenangkan Jeslyn.
“Ada apa dengannya Ayah?” tanya Jeslyn kembali diselingi tangisan yang semaki deras.
“Kumohon selamatkan dia.” Sesak itu semakin menghampiri dada Jeslyn.
Flashback
Pertarungan berjalan dengan sengit, Genta berhasil melukai lengan pemimpin dari vampir evil itu, tinggal satu tahap lagi dia akan memenangi pertarungan.
Genta menghentikan aksinya menatap pria tua itu.
“Maafkan aku yang Mulia,” mohon pria itu.
“Aku tak akan membunuhmu, aku ingin kau memerintahkan anggotamu untuk kembali, hanya itu!” tegas Genta menatap tajam pria tua itu.
“Baiklah, kami akan pergi dari wilayah ini, dan kembali kedunia vampir.”
Genta mengangguk lalu tersenyum puas, namun beberapa detik kemudian.
“Tuan Muda…” teriak Juno seketika memenggal kepala pemimpin dari Vampir evil.
Genta terjatuh dengan punggung terluka parah, pria tua itu rupanya berhasil mengelabui Genta.
Flashback End
“Tuan Muda harus membayar mahal untuk menundukkan para Vampir evil!” ucap Juno melemah, ia menyesal tak bisa melindungi Tuannya dengan baik.
Chapter lainnya
- Extra Part 3 End – Falling in The Darkness (Chapter 37 End)
- Extra Part 2 – Falling in The Darkness (Chapter 36)
- Extra Part 1 – Falling in The Darkness (Chapter 35)
- Pernikahan Kerajaan – Falling in The Darkness (Chapter 34)
- Semuanya Mulai Terungkap – Falling in The Darkness (Chapter 33)
Pingback: Genta terluka Parah - Falling in The Darkness (Chapter 14) - Novel Fanelaa