Genta terluka Parah – Falling in The Darkness (Chapter 14)

By | March 11, 2021
Spread the love

Emili menatap Kesal Alward yang tengah sibuk dengan pekerjaanya, tanpa memerhatikan keberadaan Emili, “Alward?”

“Kau datang? sejak kapan kau tiba?” tanya Alward sejenak lalu kembali melukis sesuatu.

Emili menggigit bibir bawahnya menahan jengkel, saat sadar apa yang sedang pria itu kerjakan. “Ada sesuatu yang ingin keberitahu, apa Kau ingin mendengarnya?” Tanya Emili perlahan mendekati Alward.

“Ada apa?” ucap Alward tidak niat, ia rupanya sibuk melukis wajah wanitanya.

“Tuan Muda Genta terluka parah.

Pastikan Telah Membaca Chapter Sebelumnya Vampir Evil – Falling in The Darkness (Chapter 13

Ucapan Emili berhasil membuat Alward menghentikan kegiatannya.

“Genta terluka?” keningnya naik tanda tidak paham.

“Genta terluka saat bertarung melawan vampir evil yang berada di dunia manusia!”

Senyum mengambang di bibir pria itu, “Apa salah jika aku mengharapkannya mati?” ok, entah mengapa kalimat jahat itu terlontar dari mulutnya begitu saja.

Emili menatap tak percaya sahabatnya, ini kali pertama Alward menyumpahi seseorang seperti itu, “apa kau gila? Kuharap kau menarik ucapanmu itu, aku takut seseorang mendengarmu,”

Bukannya menghentikan, Alward kembali melanjutkan ucapannya. “Jeslyn dan kerajaan ini akan menjadi milikku jika itu terjadi bukan?” Alward mendongak menatap Emili dengan raut wajah yang sulit diartikan.

“Kau benar-benar gila!”

***

Kediaman Tuan Leston

“Kumohon…” Sejak tadi Jeslyn terus berada di samping Genta, entah sudah berapa banyak air mata yang dikeluarkannya.

“Nona Muda tenanglah, Tuan Muda akan baik-baik saja, dia akan segera sadar,” ucap tabib itu tersenyum lembut berusaha menenangkan jeslyn.

Leston mengangguk. “Istirahatlah Jeslyn, aku akan memberitahumu Jika Genta sadar, kembalilah ke kamar, kau akan sakit jika menangis terus menerus seperti ini!” Leston menghampiri Jeslyn lalu mengelus lembut wanita yang sudah dianggapnya sepeti putrinya sendiri.

Jeslyn menggeleng segera tak mau jauh dari Genta, dia terlalu mengkhawatirkan pria itu.

“Tidak Ayah, aku akan terus berada di sampingnya sampai dia sadar,” tolak Jeslyn halus.

Leston tersenyum menatap Jeslyn, Leston sadar rupanya Jeslyn sudah mulai mencintai Genta, melihat seberapa paniknya wanita itu ketika Genta tergelatak tak sadarkan diri sperti ini.

“Hanya butuh selangkah lagi, untuk kau menyadari perasaanmu Jeslyn!” batin Leston berseru.

***

“Aku akan kembali ke Istana, Tuan muda Terluka parah,” ucap pria tua pada istrinya.

Prang

Alice menjatuhkan Gelas berisi darah segar mendengar ucapan ayahnya. Dia segera menghampiri Ayahnya. “Apa yang terjadi ayah? Apa Tuan Muda terluka karena wanita sialan itu?” tanyanya khawatir diselingi emosi yang tak stabil.

“Tutup Mulutmu Alice? Siapa yang kau bilang sialan? Dia Tunangan Tuan Muda, berarti calon ratu Negeri ini! Jaga ucapanmu,” bentak sang Ayah.

“Ratu? Jangan bermimpi, aku tak akan membiarkan itu terjadi! Jika Aku tak bisa memiliki Tuan Muda, maka wanita sialan itu pun tak boleh memilikinya, impas kan.” ujar Alice kembali lebih tajam dari kalimat sebelumnya.

“Alice!” teriak ayahnya kalap namun tak digubris oleh Alice, gadis itu memilih pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

“Ada apa dengan putrimu itu, kau harus mengajarinya sopan santun! Jika orang kerajaan mendengarnya mengucap kalimat itu, mulutnya mungkin akan disumpal dengan besi panas!”

***

Kerajaan Philp

“Ada apa memanggilku?” ucap seorang pria to the point pada Tuan Phiter.

Tuan Phiter menatapnya tajam, seakan tak suka dengan nada ucapan pria muda itu padanya.

“Apa yang kau lakukan? Hah?” bentak Tuan Phiter pada putranya itu.

Pria muda itu tersenyum miris, “Tentu saja bersenang-senang,” jawabnya singkat.

Pria Tua itu cukup geram mendengar jawaban putranya. “Apa kau gila? kau seharusnya mulai berpikir tentang masa depan kerajaan ini! kau adalah calon pewaris kerajaan Philp!”

“Aku tak tertarik sedikitpun!” Sanggah pria itu kembali, lalu berjalan pergi meninggalkan pria Tua itu.

“Mau kemana kau Anthony!” bentak Phiter.

Tanpa memperdulikan ayahnya, Anthony tetap pergi tak berbalik sedikitpun.

***

Genta Akhirnya bangun setelah 4 jam tak sadarkan diri, ia mengalihkan pandangannya menatap lekat wanita yang tengah tertidur pulas di sampingnya, wanita itu sedang memegang tangannya erat.

Senyum menghiasi bibir Genta ia lalu mengelus lembut surai wanitanya. “Maafkan aku karena membuatmu khawatir sayang,” bisiknya lembut tepat di telinga wanita itu.

Ia cukup tersentuh mendapati perlakuan wanitanya yang bersikap tak seperti biasanya.

Jika bukan karena terluka jeslyn mungkin tak akan bersikap seperti ini, ternyata sakitnya ada gunanya.

Ughh

Lenguhan keluar dari bibir wanitanya, Genta cepat-cepat kembali membaringkan tubuhnya berniat pura-pura tak sadarkan diri kembali.

Jeslyn mengenggam erat tangan Genta. “Kenapa kau belum sadarkan diri? apa luka itu sangat menyakitkan, itu mengapa kau memilih untuk tertidur lebih lama? jahat sekali.” Jeslyn kembali membuka suara.

“Ayo bangun, kau membuatku takut. Hiks,” lirihnya kembali menangis.

Genta dibuat tak tega, mendengar isakan wanitanya. “Berhenti menangis Sayang, kau terlihat sangat jelek ketika menangis.” Genta perlahan membuka suara.

“Kaa..kau sudah sadar, hiks” pekik Jeslyn lalu segera memeluk Genta. “Ka.. kau membuatku sangat khawatir, hiks!” masih diselingi tangisan.

“Sudah berapa lama kau menangis? Matamu membengkak, seakan kau sudah dipukuli,” goda Genta.

“Berhenti menggodaku! Jangan terluka kau membuat Hatiku sangat sakit! Paham?” tanya Jeslyn.

“ok Nyonya Genta, aku tidak akan membuatmu panik lagi!” jawabnya lalu mengecup singkat bibir wanitanya itu.

“Yakkkk!!!”

“Bagaimana dengan Ayahmu? Kau tak ingin minta maaf?” ucap Leston membuat keduanya terkejut.

“Kau pergi tanpa memberi tahuky, Genta? Berhenti bersikap ceroboh!” lanjutnya.

Genta yang ditanya seperti itu malah tersenyum kaku. “Maafkan aku ayah! setidaknya perbuatanku membuahkan hasil, para evil itu telah kembali dan tidak akan berbuat macam-macam lagi.”

Leston menyetujui ucapan Genta, anaknya ini melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin kerajaan. Leston mulai yakin pada Genta, putranya ini akan menjadi raja yang bertanggung jawab suatu hari nanti.

***

Setelah peristiwa itu sikap Genta berubah manja dan sedikit bersikap kekanak-kanakan. Entah dia sengaja atau tidak.

Genta menatap Jeslyn yang tengah menyisir rambut indahnya, “Kemarilah Jeslyn?” panggil Genta pelan.

“Ada apa? apa kau membutuhkan sesuatu?”

Deg

Genta memeluk Tubuh Kurus wanitanya, mencium Aroma Strowberry dari tubuh Jeslyn, aroma kesukaannya saat ini, Aroma Tubuh Jeslyn melebihi aroma darah segar kesukaannya.

“Apa yang kau lakukan Genta? Lepaskan aku,” tanya Jeslyn heran mendapati sikap pria ini.

“Aku sangat merindukanmu,” bisiknya lembut ditelinga Jeslyn

Jeslyn memutar bola matanya malas “Jangan bercanda kau pingsan hanya 4 jam Genta, bukan berhari-hari jadi hentikan omong kosongmu itu.”

“Apa tidak boleh aku merindukan Tunanganku?”

“Tidak boleh!” larang Jeslyn.

“Tega sekali padaku.” Genta memanyunkan bibirnya.

Jeslyn menatap Genta tak percaya, dia tak menyangka sikap pria di hadapannya sangat persis seperti anak tk yang sedang marah.

Plak

Jeslyn memukul pelan bahu Genta berlalu pergi. “Ahhh sakit, tolonggg,” teriakan Genta membuat Jeslyn merasa bersalah, segera ia menghampiri pria itu dengan rasa khawatir. “Maafkan Aku, apa yang sakit? Sungguh aku tak sengaja, apa perlu ku panggilkan tabib.”

Chup, Genta kembali mengecup bibir Jeslyn “Rasa sakitnya sudah sembuh, aku hanya membutuhkan kecupan darimu, sebagai penghilang rasa sakitku,” gumam Genta menyengir menatap polos wanitanya.

“Kau bilang apa?”

“Kau hanya perlu menciumku untuk meredakan rasa sakitku, jadi cium aku jika aku kesakitan,” sahut Genta kembali dengan suara lebih nyaring, ya bertujuan menggoda wanita cantiknya, ekspresi lucu Jeslyn menjadi candu untuk Genta.

“Huftt sabar Jeslyn, sabar, berbaik hatilah sedikit, dia sedang sakit!” batin Jeslyn menenangkan dirinya yang sangat kesal diakibatkan ulah Genta yang sedari tadi menggodanya.

***

Alice melangkahkan kakinya memasuki istana kerajaan Alexei, setidaknya dia beruntung bisa kembali memasuki istana ini dengan sedikit memaksa Ayahnya, dia sangat senang berharap bisa melihat keadaan Genta sang Pujaan hati.

“Istana ini begitu menakjubkan, Andai saja aku bisa tinggal di sini!” gumam Alice pelan penuh harapan.

Bruk

Tiba-tiba dari Arah belakang seorang menabraknya membuat terjatuh ke lantai.

“Hey! Kau!.. ” teriaknya kesal, ia mengadakan pandangannya ke atas, berusaha melihat siapa yang berani menabraknya, matanya membulat sempurna melihat siapa pria itu. Jackpot, kejadian ini sangat persis saat pertama kali bertemu Genta di Akademik kerajaan.

“Maafkan Aku, apa kau baik-baik saja Nona?” tanya pria itu khawatir.

Alice Segera berdiri, menunduk hormat. ” Maafkan saya Tuan Muda saya tak sengaja, tidak melihat kehadiran Yang Mulia,” mohon Alice tertunduk, dia sangat bahagia akhirnya bisa bertemu dengan sang pujaan hati, keadaan Genta rupanya sudah membaik melihat dari pria ini sudah keluyuran seperti ini.

“Siapa kau aku baru melihatmu di sini!” Genta menatap intens wanita itu.

Ada perasaan sakit mendengar ucapan prianya kenyataan Genta tak mengingatnya sama sekali sangat menyakiti hati Alice. “Aku putri dari Perdana Menteri Tuan, sebelumnya kita pernah bertemu di Akademi kerajaan, hari itu Tuan Muda juga menabrakku seperti ini!” Alice berusaha membuat Genta mengingatnya, namun nihil ekspresi Genta masih sama seperti sebelumnya.

“Gentaa kau mau ke mana…” teriakan Jeslyn berhasil membuat Genta dan Alice berbalik menatap sumber suara itu.

“Aku tak akan ke mana-mana sayang, aku tak akan jauh darimu,” jawab Genta tersenyum lembut.

Alice menatap tajam wanita itu. “Sayang?” faktanya wanita cantik yang tengah berdiri di samping Genta adalah Jeslyn, Tunangan Pria yang dicintainya, sangat miris melihat kemesraan mereka.

“Si..siapa dia?” tanya Jeslyn, senyuman menghiasi wajahnya.

“Dia Putri dari perdana Menteri!” jawab Genta singkat.

Jeslyn mengangguk paham.

“Aku tak bisa berlama-lama, selamat menikmati waktumu, aku akan menyuruh pelayan untuk menemanimu berjalan-jalan Alice.” Genta menyapa, lalu bergegas pergi bersama Jeslyn di sampingnya, tak lupa tangannya yang memegang erat jari-jemari Jeslyn.

Alice menggenggam erat tangannya, untuk kesekian kalinya ia merasa sakit hati, Kenyataan yang membuat Hati Alice sangat sakit, Genta tak mengingatnya sedikitpun.

***

Leston Tengah berbincang dengan Perdana Menteri dan Alward, mereka terlihat sedang membahas sesuatu yang sangat penting.

“Alward karena Genta sudah memiliki tunangan, Aku juga ingin menjodohkanmu dengan Putri perdana Menteri,” ucap Leston Tegas.

Lerry dan Alward memandang tak percaya Tuan Leston, Lerry yang mengeluarkan ekspresi bahagia, namun berbeda jauh dengan Alward menatap pamannya tanpa ekspresi tangannya terkepal menandakan tak suka.

“Bagaimana apa kalian setuju!” tawar Leston kepada 2 orang dihadapannya itu.

Lerry mulai membuka suara. “Terima kasih atas kemurahan Hati Anda yang Mulia, saya tentu tidak akan menolak permintaan Anda Yang Mulia!” sorak Lerry menunduk hormat.

“Bagaimana Denganmu Alward?” tatapam Leston beralih, kini ia ingin mendengar ucapan Keponakannya itu.

Chapter Lainnya

One thought on “Genta terluka Parah – Falling in The Darkness (Chapter 14)

  1. Pingback: Jeslyn yang menggemaskan - Falling in The Darkness (Chapter 15) - Novel Fanelaa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *