Pesta Ulang Tahun Genta – Falling in The Darkness (Chapter 22)

By | April 7, 2021
Spread the love

Anthony memasuki kerajaannya, dan benar saja seorang pria tua telah menunggunya di ujung lorong kerajaan, siapa lagi kalau bukan Phiter sang Ayah.

Langkah kaki Anthony terhenti senyum menghiasi wajah tampannya. Senyum yang membuat sang Ayah kebingungan, karena tak biasa melihat anaknya tersebut tersenyum seperti itu.

Pastikan telah membaca chapter sebelumnya : Apakah Anthony Jahat? – Falling in The Darkness (Chapter 21)

“Aku akan membantu Ayah, jika ayah juga membantuku!”

Dahi Tuan Phiter mengkerut tak paham dengan ucapan anaknya itu.

“Aku menemukan titik kelemahan Genta beserta kerjaan Alexei!” tegas Anthony mantap.

Dan benar saja ekspresi sang Ayah tentu saja bahagia. “Apapun itu jika menyangkut kehancuran kerajaan Alexei, Ayah akan membantumu,” tawar Tuan Phiter.

Anthony terdiam sejenak memikirkan pesan Tuan Leston padanya beberapa hari yang lalu.

Flashback

“Maafkan Putraku, Anthony.”

“Dia benar-benar tak dapat mengontrol emosinya, Genta sangat mencintai Jeslyn itulah mengapa dia tak membiarkan pria lain menyentuh wanitanya,” lanjut Tuan Leston menjelaskan.

“Aku sudah memaafkannya Tuan.” Anthony membuka suara.

“Aku sudah mendengar tentang kau dan Jeslyn, bisakah aku meminta tolong padamu?” tanya Tuan Leston.

“Apa itu Tuan!”

“Jangan beritahu siapapun tentang asal usul Jeslyn, itu akan membahayakan Jeslyn!”

Flashback End

“Maafkan Aku Tuan Leston, aku mengikari janjiku tidak ada yang lebih penting dari cintaku,” gumamnya.

Setelah berdiam diri beberapa saat, Anthony mengangkat wajahnya lalu menatap Ayahnya, “Bersiaplah Ayah!”

***

Alice dan Alward tengah berjalan bersama mengelilingi Kerajaan Alexei.

Alice sangat bahagia setidaknya ia bisa menginjakkan kaki serta mengelilingi istana ini walaupun harus bersama pria menyebalkan disampingnya.

Sedangkan Alward sedari tadi tak hentinya berdecak kesal manakala harus menuruti kemauan Tuan Leston yang menyuruhnya untuk mengajak calon tunangannya ini berjalan-jalan dan mengelilingi istana tersebut.

“Apa itu? Apa akan diadakan Acara besar, mengapa mereka menghias halaman Istana?” Tanya Alice melihat beberapa pelayan tengah sibuk mendekor halaman.

“Sebentar lagi ulang Tahun Genta.”

“Astaga.. Kenapa aku bisa lupa, hari ini kan ulang tahun Tuan Muda Genta acaranya pasti akan sangat meriah,” ucap Alice Histeris.

Alward yang melihat tingkah Alice kembali berdecak kesal. “Pulanglah, aku sudah lelah menemanimu!” suruh Alward kasar.

“Yak, Dasar vampir tidak sopan tanpa kau suruhpun aku akan segera pulang!” maki Alice.

***

Genta memasuki kamar Jeslyn dengan membawa totebag di tangan kanannya.

“Apa ini?” tanya Jeslyn ketika Genta menyodorkan totebag itu padanya.

“Itu dress untukmu sayang,” jawab Genta memastikan.

“Dress? Untuk apa? Apa kita akan pergi? kau ingin memberiku surprise? Ataukah akan ada pesta di istana ini?” tanya Jeslyn tiada henti.

Genta mengangguk, sembari tersenyum hangat pada Jeslyn. “Kita tidak akan kemana-kemana melainkan hari ini adalah hari ulang tahunku, akan ada pesta nanti malam.”

“Kau berulang tahun? Kenapa tidak mengatakannya dari kemarin-kemarin!, Wahh berarti kau semakin tua yah, Selamat bertambah tua Gentakuuhh,” goda Jeslyn mengejek.

“Yak, berhenti mengejekku apa kau ingin di hukum lagi?” tanya Genta juga menggoda wanitanya.

“Tidak…tidak maafkan aku, Aku hanya bercanda!”

Jeslyn lalu mengeluarkan Dress hitam dari dalam tote bag.

Jeslyn terpukau melihat dress indah itu. “Wah Cantik Sekali Dress ini, hanya saja warnanya hitam padahal akan sangat cantik jika Dressnya bewarna pink atau biru, hmm ungu juga cantik😂” ucap Jeslyn takjub.

“Jangan banyak berharap, di sini tidak ada orang yang memakai warna gaun seperti yang kau ucap itu!”

“Kalau begitu bagaimana jika aku yang pertama kali menggunakan Gaun berwarna disini?”

“Jangan bercanda sayang! Cepat kenakan Dress itu, kalau tidak kau akan kuhukum!” Suruh Genta tersenyum licik.

“Dasar vampir mesum, aku akan mencobanya,” ucap Jeslyn buru-buru sadar dengan maksud Genta barusan ia lalu segera masuk ke ruang ganti.

Tanpa perlu berlama-lama Jeslyn keluar dari ruang ganti, kini dia sudah siap. Rambut hitamnya yang tergerai di sekitar bahu serta gaun hitam selutut yang dikenakannya sangat pas membuatnya terlihat seperti Queen, bahkan Soflent merah darah yang dipakainya membuatnya lebih terlihat seperti vampir sungguhan, sangat anggun dan elegan.

“Bagaimana menurutmu? Apa aku semakin cantik?” tanya Jeslyn saat keluar dari ruang ganti.

Genta tersenyum sambil memperhatikan lekat wanitanya, dia kemudian mengangguk.

Perlahan Genta mulai mendekati Jeslyn lalu memeluk Jeslyn dari belakang dan mencium tengkuk wanitanya itu lembut.

“Kau cantik, wanitaku yang paling cantik sedunia,” puji Genta sambil tetap memeluk Jeslyn dari arah belakang.

Genta mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kalung emas. Pria itu lalu memakaikannya di leher Jeslyn.

“Cantik sekali,” takjub jeslyn menatap kagum kalung dengan permata hitam keunguan sebagai liontinnya.

Genta mengangguk. “Kalung ibuku, kalung itu akan melindungimu sebagaimana kalung itu melindungi ibuku.”

Genta memutar badan Jeslyn. “Sayang dengarkan Aku, jangan melakukan hal yang tidak-tidak karena acaraku akan dihadiri oleh seluruh vampir bahkan vampir bangsawan dari kerajaan lain, aku takut mereka akan menyadari jika kau adalah seorang manusia, kumuhon untuk sekali ini dengarkan ucapanku,” pinta Genta menjelaskan, hatinya sangat was-was.

“Bagaimana jika mereka sadar bahwa aku seorang manusia?” tanya Jeslyn terlihat jelas ekspresi ketakutan pada wajahnya.

“Itu tidak akan terjadi sayang, kau hanya perlu mendengarkanku jadi jangan khawatir, jangan lupa wangi darahmu sangat mirip denganku.”

Jeslyn mengangguk mengerti.

***

Kau sudah siap sayang?” tanya Genta menatap wanita cantiknya itu.

“Hmm aku sedikit takut!” jawab Jeslyn pelan, menyembunyikan diri di balik badan tegap Genta.

Genta sejenak melirik Jeslyn. “Tak perlu takut, aku selalu ada di sampingmu,” bisiknya lalu menggenggam erat tangan Jeslyn.

“Baiklah.”

Genta dan Jeslyn berjalan beriringan memasuki halaman Istana tempat perayaan ulang tahunnya, seketika semua mata tertuju pada mereka, manakala sang pewaris kerajaan Genta Alexei tengah menggandeng seorang wanita cantik, yang tak lain adalah Tunangannya.

Siapa wanita cantik itu?”

“kudengar dia tunangannya?”

“Pupus Sudah harapanku untuk mendekati Tuan Genta!”

Pasangan yang serasi.”

Dapat Jeslyn dengar dan lihat para vampir muda itu sedang membicarakan dan beberapapun menatapnya jengkel. Hmm Jeslyn akui dia tidak suka situasi seperti ini, sangat menjengkelkan.

“Mengapa mereka menatapku seperti itu, mereka seperti ingin menerkamku benar-benar menakutkan,” bisik Jeslyn ditelinga Genta.

Genta tersenyum kecil. “Itu karena kau cantik sayang, mereka iri dengan kecantikanmu, apalagi saat ini kau sedang bersama Vampir tampan sepertiku, cukup membuat mereka menggosipimu!” ucap Genta lalu mengecup singkat pipi wanitanya, Membuat Jeslyn semakin tertunduk malu.

“Sayang dengarkan aku, jangan pernah berbicara dengan vampir lain, paham! satu lagi jangan pernah pergi jauh dariku,” pinta Genta menatap penuh harap Jeslyn.

Jeslyn memanyunkan bibirnya, memperlihatkan wajah imutnya. “Yah kenapa?”

“Intinya jangan lakukan semua yang kularang?” jelas Genta kembali.

Ok.

***

Salah satu kerumunan vampir bangsawan tengah berbincang dengan gelas berisi darah di tangan mereka masing-masing.

“Woahh lihatlah itu dia Tuan Muda Genta!” sorak seorang vampir muda .

Alice berbalik melihat siapa yang datang, Alice tampak kecewa, bagaimana tidak orang yang dicintainya kini tengah menggandeng orang lain.

“Ck, lagi-lagi dia bersama wanita menyebalkan itu,” kesal Alice sambil menggigit bibir bawahnya menahan rasa cemburu.

“Tapi tunggu dulu? di mana pria sialan itu?!” batin Alice mencari Alward.

Sangat aneh jika dipikir pria itu tak datang di acara besar Sang pewaris kerajaan.

“Ada yang Aneh!” pikir Alice kembali.

Alice kemudian berjalan menjauh meninggalkan acara itu, dia mencari keberadaan Alward.

***

Acara semakin meriah, saat ini Genta sedang berbincang bersama Jeslyn, tanpa memperdulikan yang lain. Genta hanya ingin terus berada di samping Jeslyn takut wanita itu melakukan hal-hal aneh mengingat Jeslyn sangat ceroboh.

“Genta!” panggil seorang wanita membuat Jeslyn dan Genta yang asyik berbincang menoleh dan menatapnya.

Wanita itu tiba-tiba saja memeluk Genta dari belakang, membuat Genta terlonjak menatap Jeslyn, takut wanitanya salah paham.

“Aku Merindukanmu!” ucap wanita itu kemudian.

Genta segera melepaskan diri, dan menatap heran kepada Wanita itu. “Kau siapa?” tanya Genta.

“Aku Putri Alena, tidakkah kau mengingatku, sahabat kecilmu,” ucap wanita itu meyakinkan Genta.

“Alena?” Genta terlihat berpikir mengingat-ingat sejenak.

“Astaga kau terlalu cantik sampai aku tak mengenalimu! sudah berapa lama kita tak bertemu?” tanya Genta lalu memeluk kembali wanita itu, tanpa memedulikan Jeslyn yang terus menatapnya jengkel dan marah.

Jeslyn membuang nafasnya kasar ia benar-benar tidak menyukai pemandangan di hadapannya. Berani-beraninya Genta memeluk wanita lain. Hatinya benar-benar terluka, tidak ada pilihan lain, Jeslyn dengan segera meninggalkan tempat itu tanpa sepengetahuan Genta, ini lebih baik.

“Kemari aku ingin memperkenalkan Tunanganku padamu,” ajak Genta.

“Tunangan, benarkah?” tanya Alena senyum menghiasi wajahnya.

Genta berbalik, namun tak mendapati keberadaan Jeslyn di tempat sebelumnya.

“Jeslyn? kemana dia?” untuk beberapa detik ekspresi Genta berubah seketika, rasa khawatir mendatanginya.

***

Jeslyn melangkahkan kakinya menjauh dari halaman istana tempat acara digelar, Jeslyn butuh tempat untuk menenangkan hati, persetan dengan Genta yang akan khawatir jika tak menemukan keberadaannya disana atau bahkan dia tidak akan mencari dirinya kenyataannya pria itu terlihat sangat bahagia memeluk wanita lain.

“Dia sangat jahat!” gumamnya perlahan air matanya mengalir.

“Berani-beraninya dia memeluk wanita lain di hadapanku! Dia terus saja marah jika ada pria yang mendekatiku, tapi perlakuannya? Sangat menjengkelkan,” teriaknya melampiaskan rasa sesak di hatinya.

“Dia tak menjaga perasaanku? Apa dia tak memperduliakanku? Hiks,” batin Jelsyn bertanya-tanya, air matanya mulai mengalir membasahi pipinya.

“Apa yang kau lakukan di sini Jeslyn?”

Deg

sebuah suara berhasil mengagetkan Jeslyn.

Jeslyn berbalik mencari sumber suara itu dan berhasil menemukan seorang pria yang sedang asyik memperhatikannya. Jeslyn segera menyeka air matanya, dia cukup malu Alward melihat dirinya yang terlihat menyedihkan.

“Alward!”

One thought on “Pesta Ulang Tahun Genta – Falling in The Darkness (Chapter 22)

  1. Pingback: Rencana Menghancurkan Genta – Falling in The Darkness (Chapter 23) - Novel Fanelaa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *