“Alward!”
Alward perlahan berjalan mendekati Jeslyn, membuat wanita itu gugup ada sedikt perasaan cemas. “Ada apa Jeslyn? Kenapa menangis hmm?” tanya Alward mengelus lembut pipi Jeslyn, menyeka sisa air mata yang ada di sana.
“Tidak apa-apa,” jawab Jeslyn berusaha menetralkan suasana, ia berusaha menepis tangan vampir dihadapannya itu.
“Jangan berbohong, matamu tidak bisa menipuku!” Alward terus meyakinkan Jeslyn, ia ingin wanita itu bersikap terbuka padanya.
Pastikan Telah Membaca Chapter Sebelumnya: Pesta Ulang Tahun Genta – Falling in The Darkness (Chapter 22)
Entah mengapa Air mata Jeslyn kembali mengalir, mengingat perlakuan Genta pada wanita lain. “Kenapa sesakit ini melihat Genta memeluk wanita lain, hikss!” pekik Jeslyn terus memukul dadanya, rasa sesak kembali mengmenghampirinya.
Alward menghela nafas. “berhenti memikirkan Genta, jangan menyiksa dirimu ada aku di sini Jeslyn,” ucapnya lalu mendekap tubuh Jeslyn dalam pelukannya, ia sungguh tak tega melihat wanita yang dicintainya menangis seperti ini.
Untuk beberapa saat Jeslyn membiarkan perlakuan Alward padanya, Jeslyn butuh tempat untuk melepas segala beban dihatinya.
“Pergilah denganku jika kau lelah Jeslyn ada aku yang sangat mencintaimu.”
Jeslyn perlahan melepaskan pelukannya, lalu menatap pria itu.
Alward menatapnya sangat dalam, perlahan wajahnya mendekat, bibir Jeslyn dia sangat menginginkannya.
Chup, dengan gerakan cepat Alward mencium Jeslyn.
Ekspresi Jeslyn? Jangan ditanya lagi dia membulatkan mata, benar-benar shock mendapati perlakuan Alward.
Brak.
Namun tanpa Alward sadari seorang menarik paksa Jeslyn menjauh darinya.
“Apa kau mau mati hahh? Sudah berapa kali kukatakan jangan pernah menyentuh wanitakuu, kau membuatku muak Alward,” bentak Genta tak suka.
“Wanitamu, kau bahkan membuatnya bersedih!” balas Alward tak kalah tajam.
Bug
Genta dengan penuh emosi memukul wajah Alward sekuat tenaga membuat vampir itu terjungkal, Genta lalu menarik Jeslyn membawanya pergi meninggalkan Alward.
“Sialaannn,” teriak Alward marah.
Alward mengacak-acak rambutnya frustasi.
“Apa kau begitu mencintai wanita itu?” seorang pria menghampiri Alward, lalu bertanya.
Alward yang sebelumnya menunduk mengalihkan pandangannya menatap pria yang sedang berdiri dihadapannya, Alisnya bertaut. “Kau? Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alward balik.
“Jika kau mencintainya dan ingin memilikinya aku akan membantumu, kau tentu akan sangat mudah mendapatkan cintamu!” tawar pria itu lagi, berusaha meyakinkan.
Alward merenung sejenak. “Apa persyaratannya? Aku tau kau tak akan menawarkanku tanpa syarat?”
“Aku hanya ingin kerajaan ini bersatu dengan kerajaanku, aku akan membantumu menjadi ahli waris kerajaan ini!” jawab pria itu mantap.
“Hmm.. bukan hanya itu aku akan memperalatmu untuk mendapatakan wanitaku.” Anthony membatin.
Anthony rupanya memiliki rencana besar, untuk mendapatkan Jeslyn, dia akan mengorbankan pria dihadapannya ini.
“Datanglah ke kerajaanku! Jika kau tertarik dengan tawaran ini,”
***
Genta terus menarik Jeslyn, membawanya ke kamar mereka.
“Apa yang kau lakukan Gentaa, kau menyakitiku?”
Genta menghempaskan tubuh Jeslyn ke kasur kamar mereka emosinya sedang memuncak, Jeslyn ternyata punya banyak cara membuat amarahnya keluar, dia sangat tidak suka melihat Alward memeluk wanitanya, jangan lupa Alward juga berhasil mencium wanitanya, hatinya memanas.
“Apa yang kau lakukan Hah?” teriak Jeslyn tak terima perlakuan Genta padanya.
“Memang apa yang kulakukan? Alward hanya menenangkanku, tidak lebih! kau terlihat terlalu terobsesi padaku,” lanjutnya.
“Aku tidak suka ketika pria lain memelukmu bahkan menciummu, kau itu milikku Jeslyn kenapa Ada banyak pria dihidupmu, sementara Aku hanya menatapmu seorang diri!” bentak Genta Kalap.
Jeslyn tersenyum meremehkan. “Dan Kenapa aku tak bisa dekat dengan pria lain sementara kau bahkan bisa memeluk wanita lain, hah? Kau sangat egois!” teriak Jeslyn tak mau kalah.
“Dan satu lagi Aku bukan milikkmu Genta!” Lanjutnya Kemudian masih dengan tatapan Tajam.
Genta menggeleng tak terima dengan ucapan wanitanya. “Baiklah, maka malam ini aku akan membuatmu menjadi milikku seutuhnya!” ucap Genta kembali mendorong Tubuh Jeslyn ke kasur.
Jeslyn membulatkan matanya. “A…apa maksudmu?” dia mulai merasa takut dengan sikap Genta yang tiba-tiba berubah, Jeslyn sadar saat ini Genta terbakar api cemburu.
Genta segera melahap paksa bibir Jeslyn membuat wanita itu terus meronta, perlakuan Genta harus segera dihentikan. “phppphhh hen..tikan..Gentaa!” ucap Jeslyn disela ciuman Agresif Genta padanya.
Jeslyn terus memukul dada bidang Genta saat udara semakin menipis di paru-parunya, seakan mengerti dengan kebutuhan Jeslyn, Genta pun melepaskan ciumannya, tapi itu tidak lama karena Genta kembali menyerang Jeslyn.
“Hiks Hen.tikann!”
Genta tidak memedulikan ucapan Jeslyn, dia terus melakukan aksinya hanya satu di pikirannya malam ini Jeslyn harus menjadi miliknya sudah cukup rasa sakitnya selama ini.
Genta melanjutkan aksinya turun ke leher sang wanita tercinta.
Malam itu mereka lewati dengan menyatukan tubuh mereka.
Pikiran Genta terlalu kalut untuk sekedar menghentikan kegiatan terlarang tersebut.
Jeslyn yang pada awalnya menolak setengah mati pun pada akhirnya menerima perbuatan Genta walaupun itu adalah sebuah keterpaksaan.
Jeslyn akui ia pun sangat mencintai pria itu, jika hal ini membuat Genta tak akan meninggalkannya maka Jeslyn akan menyerahkan dirinya pada Genta.
(Skipppppp😂)
***
Sinar matahari mulai mengintip dari balik jendela menandakan pagi telah tiba. Jeslyn terbangun dari tidurnya ketika silau matahari dari cela jendela menerpa wajahnya.
Genta yang sedari tadi malam tidak tidur terus saja memperhatikan wajah wanita cantik yang tengah berusaha membuka matanya.
Ada rasa bersalah pada dirinya.
Apa wanitanya akan marah?
Apa Jeslyn akan membencinya karena perlakuannya semalam?
***
Jeslyn membuka matanya badannya benar-benar terasa ingin remuk, ada rasa sakit di bawah sana.
Nafasnya tertahan, Air mata mengaliri mengingat kejadian semalam.
Genta yang melihat Jeslyn seperti itu tentu merasa bersalah, ia tak tega dan merasa menyesal, ia segera menghampiri wanita itu.
“Hikss, jangan mendekat, kumohon,” tolak Jeslyn berusaha menjauhkan diri dan menghindari tatapan mata Genta padanya.
“Maafkan Aku Jeslyn!”
“Ja..jangan mendekat,” larangnya sekali lagi.
Tanpa memedulikan penolakan Jeslyn, Genta malah memeluk wanitanya erat. “Tidak, aku sangat mencintaimu maafkan aku jika aku menyakitimu, aku berjanji akan segera menikahimu dan mempertanggungjawabkan perlakuanku padamu!” Janji Genta pada Jeslyn yang masih menangis.
“Aku mencintaimu,” ucapnya lembut kemudian menghapus air mata Jeslyn lalu mengecup kening wanitanya.
Jeslyn perlahan menghentikan tangisannya lalu menatap dalam mata sendu pria di hadapannya, ia akhirnya mengangguk saat yakin tidak mendapatkan kebohongan dari mata pria itu. Entah mengapa ada perasaan lega mendengarkan ucapan Genta.
“Terima kasih telah mempercayaiku sayang, Maafkan aku hmm,!” ucap Genta kemudian kembali mengecup kening wanitanya.
Jeslyn mengangguk, “Dan Terima kasih karena sudah mencintaiku sebesar ini Genta,” ucap Jeslyn masih terdengar sesenggukan.
Genta tersenyum bahagia mendengar ucapan tulus wanitanya.
***
Alward berjalan tergesa-gesa memasuki ruangan yang sangat gelap, pikirannya tak tenang mengingat kejadian semalam, ketika Genta memukulnya dan membuat wanita yang di cintainya mengeluarkan air mata. Alward tidak akan membiarkannya lagi sudah cukup. Setelah berpikir matang Alward akhirnya mengambil keputusan besar, menghianati kerajaannya demi wanita yang sangat dicintainya? Tentu Alward akan melakukannya.
“Aku menyetujui tawaranmu.” Tegas Alward to the point dihadapan Tuan Phiter dan Anthony.
Phiter bertepuk tangan, dia cukup bahagia Anthony benar-benar berhasil membuat salah satu dari inti kerajaan Alexei bergabung dengan rencana mereka.
“Baiklah, kita akan menyusun rencana, Hmm aku sudah tak sabar melihat mereka hancur, kita akan segera melancarkan rencana kita,” ucap Tuan Phiter diselingi senyuman jahat.
“Kau yakin rencana ini akan berhasil?” tanya Alward memastikan.
“Tentu saja, kau sudah ada di pihak kami jadi rencana kita akan berjalan lancar,” Sorak Tuan Phiter tersenyum licik.
***
“Aku ingin kau menikahi dan merubah Jeslyn secepatnya”
Deg
Genta tertegun mendengar permintaan Ayahnya.
“Menikahinya tentu aku akan segera melakukannya, namun untuk Me..merubahnya aakuu belum berpikir sejauh itu.”
“Apa lagi yang kau tunggu? mau tidak mau kau harus secepatnya mengubah Jeslyn, ingat dia masih seorang manusia dan dia berada di tengah-tengah vampir.”
Genta mengangguk mendengar ucapan Ayahnya.
“Ubah dia, kau paham?” ucap Tuan Leston kembali memastikan.
“Aku sedang menunggu waktu tepat untuk mengubah wanitaku Ayah,” ucap Genta pelan.
“Ayah harap kau melakukannya secepat mungkin, karena Ayah rasa wanitamu benar-benar tidak aman!”
***
Jeslyn menatap bayangan tubuhnya di cermin. Tangannya menyentuh beberapa bercak merah di bagian lehernya. Kenyataannya Genta benar benar melakukannya semalam, Jeslyn bahkan masih bisa merasakan sakit di area bawah sana.
Jelsyn tersenyum miris. Dia akui saat ini dia telah benar-benar jatuh cinta dengan makhluk itu. Memikirkan bahwa dia dengan mudahnya menyerahkan mahkota yang selalu dijaganya pada Sang pewaris kerajaan vampir. Makhluk yang jika dipikir dengan logika seharusnya hanya ada di dunia dongeng.
Cleakk, Pintu kamarnya terbuka.
Genta memasuki kamar meraka. Jeslyn dapat melihat ada yang berbeda dari ekspresi pria itu dia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Genta berjalan mendekati Jeslyn lalu memeluk wanita itu penuh kasih sayang, pikiran Genta kembali tidak tenang mengingat permintaan ayahnya beberapa jam yang lalu. “Apa Kau masih marah padaku?” tanya Genta berusaha memecahkan keheningan.
Jeslyn melepaskan pelukan Genta padanya, lalu berbalik menatap dalam prianya tersebut.
“Marah? tentu tidak, kau sudah meyakinkanku jadi apa yang harus kutakutkan lagi, aku sangat mempercayaimu dan sangat mencintaimu!” Jeslyn berusaha menenangkan hati Genta.
Senyuman akhirnya menghiasi wajah pria itu, bersyukur wanitanya mulai menerima takdirnya. “Aku juga mencintaimu sayang,” ucap Genta lalu mengecup singkat dahi Jeslyn.
“Ada apa? kenapa wajahmu terlihat murung hmm???” tanya Jeslyn menyadari sikap aneh Genta.
Genta menggeleng cepat tidak ingin memberi tau Jeslyn tentang permintaan ayahnya, hubungannya dengan Jeslyn saat ini sedang romantis-romantisnya memberitahu Jeslyn tentang permintaan Ayahnya mungkin sesuatu yang tidak tepat untuk saat ini.
“Aku tidak apa-apa sayang aku mungkin hanya lelah. Hmm ukiranku ternyata sangat indah,” ucap Genta mengalihkan topik pembicaraan, ia sengaja menggoda wanitanya.
Wajah Jeslyn kini berubah merah.
“Aku mencintaimu,” ucap Genta kembali dengan senyum genitnya.
“Yak Hentikan Genta, apa kau ingin aku marah?” acam Jeslyn memicingkan matanya tajam.
Chapter Lainnya:
- (Chapter 11) – You Are Mine
- (Chapter 10) – You Are Mine
- (Chapter 9) – You Are Mine
- (Chapter 8) – You Are Mine
- (Chapter 7) – You Are Mine
- (Chapter 6) – You Are Mine
Pingback: Bayi Vampire – Falling in The Darkness (Chapter 24) - Novel Fanelaa