Beberapa jam kemudian Genta dan tuan Maxx memasuki istana. Mereka baru saja kembali setelah mencari bunga safron di hutang Alzeir, rupanya usahanya tidak sia-sia mereka berhasil menemukan bunga itu.
“Terima kasih paman, aku tidak akan menemukan bunga ini tanpa bantuan dari paman!” Genta bahagia usahanya mencari bunga ini tidak sia-sia, setidaknya setelah ini wanita dan anaknya akan baik-baik saja.
Maxx tersenyum mengangguk, dia tentu akan melakukan berbagai cara untuk menolong keponakannya ini.
Tapi tunggu dulu ada yang tidak beres, mengapa kerajaan bagian barat terlihat begitu sepi tidak seperti biasanya.
Mata Genta membulat sempurna melihat beberapa pengawal dan pelayan kepercayaannya tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu kamar Jeslyn. Ia kemudian berlari ke arah pintu kamar Jeslyn.
“A..apa yang terjadi!” ucapnya berusaha membangunkan para pengawal yang pingsan, namun mereka tak kunjung sadar.
Tuan Maxx yang sedari tadi dibelakang Genta juga ikut panik ia mulai maju memeriksa para pengawal yang pingsan.
Tuan Maxx terdiam dia nampak berpikir keras.
“Aku rasa mereka terkena serbuk bunga Ester, bunga yang beracun, saat ini saraf mereka sedang lumpuh sehingga mereka butuh waktu untuk sadarkan diri Genta!” ucap Tuan Maxx memastikan.
“Aa.aapa? Bunga beracun?” tanya Genta tak percaya, siapa yang berani melakukan hal mengerikan ini dikerajaannya mereka pasti ingin cari mati padanya.
“Aku rasa ada seseorang yang berniat jahat!” ucap tuan Maxx kembali memastikan.
Tanpa basa-basi Genta memasuki kamar Jeslyn mencari keberadaan wanitanya itu sungguh hatinya benar-benar tidak tenang.
“Jeslynn… Sayang, dimana kau?” teriaknya berulang kali namun tak kunjung mendapati diri Jeslyn, Genta semakin panik dibuatnya.
Deg.
Genta akhirnya sadar Jeslyn hilang, wanitanya benar-bebar hilang! Kenyataan itu sungguh membuat Genta amat marah, iris mata yang awalnya berwarna hitam pekat kini berubah menjadi merah semerah darah dengan secepat kilat dia keluar kamar lalu berteriak sekeras mungkin.
“Yakkk kumpulkan semua orang, secepatnya!” teriaknya keras, nafasnya naik turun menandakan kini amarahnya memuncak.
***
Sementara di tempat lain.
Perlahan Jeslyn membuka matanya ia lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang terlihat begitu asing baginya. Gadis itu kembali mengernyit ini bukan kamarnya dekorasi dinding yang sangat jauh berbeda dari kerajaan Alexei, tapi dia dimana?
Jeslyn bangun, mencoba kembali mengingat-ingat apa yang sudah terjadi pada dirinya sebelum ini.
Setelah sejenak merenung akhirnya gadis itu tersentak saat ia mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, masih segar di ingatannya saat seseorang membuka paksa kamarnya lalu membungkam mulutnya.
Ketakutan mulai menyerang dirinya, ia sadar saat ini dirinya sedang diculik namun siapa yang tega melakukannya!
Tanpa pikir panjang Jeslyn segera beranjak dari tempat tidur, ia berlari menuju pintu kamar yang sialnya terkunci. Air matanya mulai menetes sungguh dia sangat takut.
“Buka pintunya!! Siapapun yang ada di luar tolong buka pintunya! Keluarkan aku dari sini!” teriaknya dan terus menggedor-gedor pintu berharap akan ada seseorang yang baik hati membukakan pintu untuknya.
“Genta kumohon tolong aku dan anak kita, hikss, kau dimana, hikss, aku sungguh ketakutan hikss..!” ucapnya memegang perutnya. Air matanya jatuh semakin deras, sungguh dia amat ketakutan.
***
Sementara dikerajaan Alexei para vampir istana telah berkumpul di aula kerajaan. Terlihat beberapa vampir tengah berbisik-bisik, ada pula yang terlihat jengkel. Mereka dapat melihat Tuan Muda Genta sang pewaris sah kerajaan Alexei kini berdiri dengan wajah penuh amarah sembari menatap lurus ke arah gerombolan vampir yang diperintahkan untuk hadir.
“Kalian Semua dengarkan aku!” teriakan Genta berhasil membuat seluruh vampir bungkam.
Genta diam, terlebih dahulu dia menghela nafas panjang mengatur emosinya, sebelum melanjutkan ucapannya.
“Kalian semua sudah tahu bukan bahwa aku memiliki seorang Tunangan. Dan tunanganku Jeslyn telah diculik oleh seseorang, aku ingin kalian semua berusaha mencari dia dan siapapun yang menjadi dalang penculikan ini akan menerima akibatnya! aku tak akan segan-segan membunuhnya bahkan membunuh keluarganya,” bentak Genta dapat dilihat kilatan api muncul dimatanya, dia amatlah marah.
Semua orang kembali berisik-bisik, ada yang jengkel dan beberapa menatap iba.
“Satu lagi aku ingin para pejabat istana mempersiapkan perang besar jika aku tahu bahwa kejadian ini diakibatkan oleh kerajaan lain, aku tidak akan tanggung-tanggung melawan dan memusnahkan mereka!” bentaknya kembali, Genta terlihat mengepalkan tangannya.
“Satu lagi, Ingat tidak akan ada yang boleh membangkang karena saat ini aku sedang tidak dalam kondisi yang baik untuk menghindari membunuh orang,” lanjutnya berlalu pergi meninggalkan podium dengan amarah yang tak terkendalikan.
Para vampir yang berkumpul bergidik ngeri, untuk pertama kalinya ia mendengar ancaman Putra Mahkota kerajaan Alexei, Mereka sadar saat ini sang Pewaris kerajaan amat marah dan tidak akan segan-segan membunuh vampir yang macam-macam.
***
“Apa-apaan ini?” tanya Tuan Leston yang baru tiba, dia baru saja kembali dari perjamuan penting dengan kerajaan lain bersama dengan Mandley dan Alward dibelakangnya.
Mata Genta menatap sinis kearah Alward, perlahan dia maju.
“Apa kau dibalik kejadian ini hah? Kau adalah orang yang paling tidak ingin melihatku bahagia hidup bersama dengan Jeslyn bukan? jadi katakan dimana wanitaku?” Bentak Genta menarik kerah baju Alward.
“Je..Jeslyn hilang???” bukannya menjawab Alward malah balik bertanya tak percaya, terlihat jelas dimatanya ia sedang khawatir.
“Berhenti pura-pura bodoh! aku tau kau pelakunya!” bentak Genta kembali.
“Yak.” Alward malah balik menarik kerah baju Genta.
“Bagaimana bisa Jeslyn Hilang! Kau bahkan tak bisa menjaganya dengan baik padahal aku telah mengikhlaskan dia bersamamu, ternyata keputusanku salah,” teriak Alward tak kalah kerasnya.
Buk..
Satu pukulan mengenai pipi Alward, Genta sepertinya tersinggung mendengar ucapan yang dilontarkan Alward.
“Kau berhenti berakting sialan, kau kira aku dengan mudahnya akan memercayaimu? jangan harap!!” bentak Genta Kembali.
“Apa-apaan kau Genta. Hentikan, ini bukan ulah Alward karena sedari tadi dia yang menemaniku keluar istana!”
Mendengar ucapan ayahnya, Genta berhenti melakukan aksinya, “Huhh, tapi Ayah aku yakin dialah yang melakukan semua ini!” sangkal Genta dengan suara keras.
***
klikk..
Jeslyn menoleh Mendengar suara kunci yang diputar, ia refleks memundurkan langkahnya antara lega dan juga takut. Lega karena akhirnya ada yang mau membukakan pintunya dan takut karena Jeslyn tidak tahu siapa orang itu. Bisa jadi penculiknya bukan? Jantung Jeslyn berdegup dengan kencang menanti dengan was-was siapa orang yang berada di balik pintu itu.
Clekk..
Pintunya terbuka, tubuh Jeslyn semakin menegang begitu matanya memandang sosok pria dengan aura yang sangat menakutkan pria tua dengan iris mata bewarna merah itu mengenakan sebuah baju kebesaran seperti yang biasa Tuan Leston gunakan.
“Apa dia seorang pemimpin kerajaan?” Setidaknya itulah yang dipertanyakan oleh kepala Jeslyn.
“Sii…siapa kau??!” tanya Jeslyn memberanikan diri walau suaranya terdengar bergetar ia tidak bisa menyembunyikan ketakutannya.
“hmm…Jadi kau sudah bangun, maka makanlah,” ucap pria itu menyodorkan piring berisi makanan.
“Tidak mau! siapa kau mengapa berani menculik wanita milik Genta Alexei?”
Vampir dihadapannya kembali tertawa meremehkan. “Kau pikir aku takut padanya? Haha dia tak sebanding denganku bodoh!”
Prang…
Jeslyn menepis kasar piring berisikan makanan itu membuat pria yang diketahui adalah Tuan Phiter pemilik kerajaan Philp tersebut menatapnya tajam.
Rahang Tuan Phiter mengeras saat Jeslyn menepis piringnya. Sungguh demi apapun dia mulai terbakar emosi!
“Kau dasar manusia lemah, jangan membuatku emosi aku bisa saja menghisap darahmu saat ini! Berhenti keras kepala, jika bukan karena putraku kau akan segera kuhabisi! Bisa-bisanya putraku mencintau manusia lemah sepertimu,” bentak Tuan Phiter emosi, saat ini matanya telah berubah semakin memerah dari sebelumnya karena emosinya yang naik.
Nyali Jeslyn menciut melihat perubahan pria dihadapannya ini, ayolah dia hanya manusia biasa melihat taring saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati. Tapi tunggu dulu siapa yang dimaksud pria tua ini?
Putranya mencintaiku?
***
Brakkk
Dengan emosi tinggi Genta membanting semua barang yang ada didekatnya hingga hancur berkeping-keping. Iris matanya kini semakin merah semerah darah.
“Mengapa sampai saat ini belum ada informasi mengenai keberadaan Jeslyn Hah? apa sangat sulit menemukannya?” bentaknya marah kepada Mandley pengawal kepercayaan tuan Leston.
“Maa…maaf Tuan, Para Kepala pemerintahan masih menyelidiki, belum lagi kita harus menunggu sampai para pengawal yang pingsan kembali sadarkan diri, dan itu membutuhkan waktu 1 hari Tuu..tuan!” ucap Mandley memastikan.
Brakkk
Lagi dan lagi Genta menghancurkan meja dihadapannya. 1 hari bahkan waktu yang sangat lama untuknya.
Tuan Leston segera menghentikan Genta ketika melihat putranya kembali akan menghancurkan lemari tempat berkas penting kerajaan tersimpan. “Hentikan Genta, kau pikir dengan emosi kau akan menemukan Jeslyn, Hah?” ucap Sang Ayah menenangkan.
“Ayahh aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, saat ini mungkin Jeslyn sedang ketakutan dan bayiku..!” Genta tak cukup kuat melanjutkan kalimatnya air matanya mulai menetes, membayangkan kehilangan kedua orang yang sangat dicintainya terlalu menakutkan baginya.
Tuan Leston kemudian memeluk Genta, ia bisa merasakan kesedihan yang anak semata wayangnya ini rasakan.
“Aku yakin! Secepatnya kita akan menemukan keberadaan Jeslyn dan anakmu!”