Genta merenung di dalam ruangannya dia amat frustasi, hingga kini wanita yang dicintainya belum juga ditemukan, perlahan air matanya terjatuh, dia belum siap kehilangan Jeslyn, lagi.
“Kau dimana sayang?” ujarnya pelan.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu berhasil membuat Genta tersadar dari lamunannya, secepat kilat ia menyeka air matanya, tak ingin terlihat lemah dihadapan orang lain.
“Masuk,” teriaknya dari dalam ruangan.
Clek, pintu perlahan terbuka menampilkan sosok Mandley yang kemudian membungkuk hormat padanya.
“Bagaimana hah? Apa sudah ada kemajuan? jika sampai besok kalian semua belum menemukan Jeslyn, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian semua termasuk dirimu Mandley,” bentak Genta pada pengawal setia ayahnya itu. Emosinya benar-benar tak terkontrol
“Tu..tuan kami menemukan Tuan Alward terluka parah di hutan Alzeir!”
“Alward? Dia terluka? Tapi apa yang terjadi, bukankah dia baik-baik saja kemari?” Genta cukup di buat heran, mengingat kemarin dia sempat berdebat dengan sepupunya itu.
“Saya tidak tau pasti namun, Tuan Alward terus mencari anda, keadaannya sedang kritis!” Mandley terus menjelaskan informasi yang diketahuinya.
Genta memejamkan matanya, Jeslyn belum ditemukan, namun sudah ada maslah baru. Bagaimanapun Genta merasa khawatir dengan keadaan sepupunya itu.
Dengan langkah cepat ia berjalan ke arah ruang tabib, untuk melihat keadaan Alward sepupunya itu.
Brak.
Genta menatap Alward yang terbujur kaku dengan luka lebam di sekitar tubuhnya. “Ada apa dengannya tabib? Kumohon sembuhkan dia,” pinta Genta tak terasa air matanya terjatuh. Jika harus jujur Genta sangat menyayangi Alward. Bukan hanya sepupu,pria ini adalah teman kecilnya yang paling mengerti tentangnya. “Kurasa kita akan menyelenggarakan war yang sangat besar!”
“Ge..genta maafkan akuuu!” mohon Alward dengan susah payah.
“Ada apa denganmu?”
“Je…jeslyn!”
Mendengar nama itu Genta semakin mendekati Alward. “Jeslyn kenapa? ada apa?”
“Aa.anthony menculik Jeslyn!” ucap Alward lalu menghembuskan nafas terakhir.
“Aa..alward bangun lah, apa maksudmu.” Genta terus mengguncang tubuh Alward berusaha menyadarkan sepupunya itu.
“Tabib selamatkan dia,” teriaknya kemudian menyadari alward tak kunjung sadar.
Kedua tabib yang berada disisi Alward segera memeriksa keadaan Alward. “Maafkan kami Tuan Muda, Tuan Alward tak bisa di selamatkan,”
“Jadi kerajaan Philp?, Hah berani-beraninya mereka melawanku, mereka ingin dihancurkan rupanya!” tebaknya memotong ucapan Mandley.
“Anthony aku tak akan memaafkanmu!” lanjutnya kembali.
Tuan Leston yang baru tiba, seketika memegang bahu Genta. Genta yang diperlakukan seperti itu bebalik menatap ayahnya. “Jangan Gegabah Genta.” Leston berusaha menenangkan putranya yang ceroboh ini.
Genta menggeleng tak memperdulikan ucapan sang ayah, tanpa pikir panjang Genta mengambil keputusan. “Siapkan semua pasukan, bakar api peperangan. Kita akan menyatakan perang dengan kerajaan philp! Dan ingat siapapun yang berkerja sama dengan mereka harus dihukum,” geram Genta penuh kemarahan, wajahnya berubah merah menandakan dia amat marah.
“Ta..tapi Genta… Bagaimana jika ternyata bukan mereka? Kumohon jangan gegabah Genta,” sekali lagi Leston memohon.
“Itu Pasti mereka Ayah! Aku dapat melihat dari mata Anthony bahwa dia sangat mencintai Jeslyn! Mandley dengarkan aku dan jangan membantah cepat lakukan perintahku!” teriak Genta menatap tajam kearah Ayahnya lalu beralih ke Mandley.
***
Alice terus saja mondar-mandir, pikirannya sungguh tidak tenang, seakan kematian sudah berada dihadapannya. “Tenang Alice, tenanglah,” ucapnya pada diri sendiri, berusaha membuat hatinya lebih tenang.
“Nona alice apa kau sudah mendengarnya?” Sebuah suara berhasil membuat Alice menghentikan langkahnya, ia segera menatap pelayan kepercayaannya.
“Mendengar apa?” tanya Alice penasaran.
“Apa anda tidak melihat Papan Pengumuman Kerajaan? kerajaan kita akan segera berperang melawan kerajaan Philp,” ucap pelayan itu pada Alice.
“aa..aapaaa?” Alice cukup kaget mendengar ucapan pelayannya, ketakutan semakin menyerangnya, tangannya bergetar.
“Dan kudengar Tuan Muda Genta telah mengetahui bahwa kerajaan Philp lah yang menculik Nonya Jeslyn! Sangat berlebihan sekali bukan? hanya untuk seorang wanita Tuan Genta melakukan perang,” cibir pelayan tersebut.
Mata Alice kembali membulat sempurna mendengar berita peperangan antara kerajaannya dengan kerajaan philp, tamatlah riwayatnya, Tuan Genta telah mengetahui bahwa Kerajaan Philplah yang ada dibalik penculikan Jeslyn.
Tangannya semakin bergetar, terlalu takut, dia belum siap mati konyol!
“aku harus cepat memngirim pesan kepada Alward dan Juga Tuan Phiter!” ucapnya dalam hati.
***
“Apa yang kau lakukan Genta? apa tidak ada Jalan Keluar, selain perang?” bentak Tuan Leston.
“Tidak ada, Aku melakukan apa yang harus kulakukan Ayah, ini pelajaran untuk Kerajaan lain, agar mereka tidak berani melawanku lagi!”
Tuan Leston terdiam mendengar ucapan Anaknya, Perang? Sudah lama sekali ia tidak mendengar kata itu. Kakek Buyut Genta pasti tidak akan suka jika ini harus terjadi.
“Apa kau sudah memikirkan akibat dari keputusanmu itu, hah?”
“Keputusanku sudah bulat, besok pagi kita akan berperang melawan kerajaan Philp dan siapa pun yang berada di balik kejadian ini tidak akan kuampuni!”
“Sabarlah sayang, aku akan segera menjemputmu.”
***
Di kerajaan Philp
Jeslyn berada disuatu ruangan bersama Anthony dan Tuan phiter. Dia nampak tertidur pulas setelah diberi obat penenang oleh Anthony.
“Besok pagi Genta akan menyerang kita, bersiaplah!”
“yah, dia sudah mengetahuinya! Jadi apa rencanamu?” tanya Tuan Pthiter.
“Pasukan kita tidak sebanding dengan kerajaan Alexei, tapi dengan adanya Jeslyn, kita dapat membuat Genta berlutut, kita akan menjadikan Jeslyn sebagai umpan,” jawab Anthony menyeringai licik.
Tuan Phiter mengkerutkan dahinya tanda belum mengerti.
Anthony berjalan mengambil sebuah pedang panjang terbuat dari emas dan perak, “Dan pedang ini, aku ingin menusuk jantung Genta! Membunuhnya, membuatnya tak biasa berengkarnasi kembali.” Anthony tersenyum kembali menunjukkan wajah yang sangat licik.
Phiter tampak berpikir, tangannya gemetar, dipandangnya pedang itu begitu dalam. Tak habis pikir putranya menjadi sebengis ini.
***
Ribuan pasukan kerajaan Alexei telah tiba di luar tembok besar kerajaan Philp, rupanya mereka telah bersiap menyerang kerajaan Philp, Genta sebagai pemimpin berada di barisan paling depan, dia terlihat sangat tampan dengan baju kebesaran yang jarang dipakainya.
“Dengarkan Aku, jangan beri ampun para penghianat itu!” teriak Genta amat lantang, wajahnya semakin memerah penuh amarah.
SERANGGGG
Teriakan Genta kembali menggema. Para pasukan berlari menembus benteng pertahanan Kerajaan Philp
***
“Mereka telah tiba, Genta benar tidak main-main, dia bahkan membawa ribuan pasukan untuk menyerang kita, pasukan kita tidak sebanding dengan mereka!” Phiter mulai merasa resah.
“Hey kau, aku ingin kau segera membawa Jeslyn kemenara kastil! kita butuh rencana cadangan,” suruh Anthony pada salah satu pengawal setianya.
“Lakukan semuanya sesuai dengan rencana awal, jika mereka berhasil menembus benteng maka kita akan melakukan rencana cadangan. Kau paham? Aku akan segera turun melawan mereka, dan kalian semua bersiaplah,” ucap Anthony tajam.
Para pengawal kerajaan mengangguk paham.
“dan satu lagi, aku tidak ingin Jeslyn terluka bahkan sedikitpun itu!” tegas Anthony sebelum berlalu pergi.