Tampak beberapa vampir tengah berbincang di tengah Kegelapan ruangan, suasana terlihat menegangkan dan mencekam, sepertinya mereka tengah membicarakan hal yang sangat serius.
“Bagaimana Keadaan Jeslyn, apa ada kemajuan?!” tanya Tuan Leston.
“Dia semakin lemah! ia akan terus merasakan sakit sampai hari persalinannya, bayi yang dikandungnya sangat kuat, dia terus saja menghisap darah ibunya” jawab Maxx memastikan.
Leston menghela nafasnya pelan, kemudian berdiri dari kursi kebesarannya ia segera menghampiri Genta yang terlihat merenung menatap kearah bulan purnaman dari balik jendela ruangan.
“Apa kau sudah mengambil keputusan? kau harus memikirkannya dengan baik, agar tak ada penyesalan dikemudian hari?” Leston menepuk pundak Genta berharap Anaknya berbalik dan menatapnya.
Hening
Tidak ada jawaban dari Genta.
Leston tau betul, dia pernah berada diposisi Genta saat ini, satu hal yang harus kalian tau, ini adalah pilihan terberat dalam hidup Genta, memilih salah satu dari 2 orang yang sangat dicintai begitu sulit, keduanya terlalu berharga untuk hidup Genta.
Kenyataan bahwa jika Genta mengambil Keputusan untuk menyelamatkan Jeslyn dan mengorbankan Nyawa Anaknya dipastikan Mereka tidak akan memiliki pewaris Kerajaan ini, Rahim Jeslyn sudah tidak mampu untuk hamil anak ke 3 mereka itu karena keguguran yang terjadi beberapa tahun yang lalu, jika dia melahirkan nanti, rahimnyapun harus segera diangkat. namun dilain sisi Genta tidak bisa mengorbankan Nyawa Jeslyn wanita yang sangat dicintainya, Genta tak bisa hidup tanpa Jeslyn, sungguh.
“Kenapa ini terus saja terjadi padaku Ayah, akuu sangat lelah” pertahanan Genta roboh seketika, hatinya benar-benar hancur berkeping-keping.
Leston segera memeluk Genta, pikirannya tak tenang, kenapa semuanya tak berjalan dengan baik? beberapa bulan lagi upacara penyerahan Tahta pada Genta yang akan segera dilaksanakan, namun melihat keadaan Genta seperti ini tentu akan mempengaruhi Genta sebagai pemimpin kerajaan Alexei dikemudian hari.
“Andaikan saja nyawaku bisa menggantikan nyawa mereka berdua!” tetesan air mulai mengalir dari ujung pelupuk mata Genta.
“Sudah kukatakan sebelumnya! Hanya Maha kuasa yang bisa menyelamatkan mereka berdua, Genta, memohonlah!”
***
Genta berjalan pelan menghampiri Jeslyn yang tengah tertidur, ditatapnya wajah sang istri yang terlihat sangat cantik, Genta tau wanitanya saat ini sedang menahan rasa sakit diakibatkan bayi yang dikandungnya.
Genta mengecup Pelan bibir Jeslyn, menyalurkan seluruh kasih sayangnya. hal itu membuat Perlahan mata indah Jeslyn terbuka, senyuman terukir Jelas pada wajahnya membuatnya teelihat semakin cantik.
“Apa aku mengganggumu tidurmu sayang?” tanya Genta mengelus lembut pipi wanitanya.
Jeslyn menggeleng cepat, masih dengan senyuman yang terus terukir di wajahnya.
Genta tau senyuman Jeslyn saat ini itu palsu, senyuman untuk menutupi rasa sakitnya, Genta sadar wanitanya ini tidak ingin membuatnya khawatir, dia menyembunyikan rasa sakitnya sendiri.
Genta menatap dalam ke dua mata Jeslyn, tangannya terulur dan mengusap surai wanitanya dengan penuh kasih sayang.
“Apa kau haus? ingin meminum darahku?” tawar Genta.
Untuk kesekian kalinya Jeslyn menggeleng.
“Aku ingin berjalan-jalan berdua denganmu, temani aku, hmm!” pintanya Lirih penuh harapan.
Genta menolaknya, keadaan Jeslyn terlalu lemah, ini akan semakin membahayakan nyawa istri dan anaknya “tidak Sayang kandunganmu..
“Kumohon sekali ini saja” mohon Jeslyn memotong kalimat Genta matanya tampak berbinar.
Pada akhirnya Genta luluh tak dapat menolak permintaan wanitanya, “baiklah, hanya sebentar” dengan cepat dia merangkul Jeslyn dalam pelukannya.
Hanya butuh beberapa Detik mereka sudah berada ditengah-tengah taman bunga yang sangat indah. Jeslyn tersenyum senang menatap berbagai macam Jenis bunga mawar kesukaannya, saat ini dia sungguh bahagia. Hembusan Angin menerpa wajah cantik Jeslyn, Genta Dengan Segera mengeluarkan Jasnya dan menyematkan pada pundak Jeslyn.
“Maafkan aku, aku tau kau menahan rasa sakit ini, berhenti membuatku terlihat menyedihkan Jeslyn” ucap Genta menatap sendu Jeslyn.
Jeslyn menggeleng lalu menggenggam erat tangan Genta “dalam cinta tak ada kata maaf, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, mengenalmu adalah Anugrah terindah dalam hidupku Genta!” ucapnya.
Kalimat yang dilontarkan Jeslyn berhasil membuat Genta melupakan masalahnya untuk sesaat.
“Apa kau bahagia hidup denganku?” tanya Genta kembali, matanya menatap lekat Jeslyn.
“Sangat bahagia” ujar Jeslyn.
“Lihatlah sebentar lagi dia akan lahir di dunia ini dan aku sangat tak sabar menanti kehadirannya” lanjutnya dengan senyum bahagia. Genta tersenyum miris, ingin sekali dirinya mengatakan semuanya, tapi hal ini terlalu berat, itu akan membuat Jeslyn semakin sedih.
Jeslyn menoleh menatap Genta, ia menyadari perubahan ekspresi wajah suaminya, dengan cepat Jeslyn memeluk sang suami tercinta.
“apa aku boleh meminta sesuatu padamu?” bisik Jeslyn.
“Apapun itu, aku akan melakukannya sayang”
“Berjanjilah padaku! berjanjilah apapun yang terjadi padaku tolong selamatkan bayi kita terlebih dahulu, kumohon!” pinta Jeslyn memohon, suaranya terdengar parau menahan tangis.
Genta segera melepas pelukan Jeslyn, dan menatap lembut wanitanya itu.
“Aku tak bisa kehilanganmu lagi, jangan ucapkan kalimat itu, aku akan berusaha menyelamatkan kalian berdua! apapun yang terjadi” Air mata Genta mengalir.
“Aku tau itu! Anak kita bahkan belum melihat dunia ini, aku tak ingin mengecawakannya, dia harus hidup dengan baik”
“Hentikan Jeslyn!”
“Apapun yang terjadi nanti kumohon jangan pernah salahkan dirimu!”
***
Beberapa hari sudah Jeslyn lewati. ini sudah memasuki minggu persalinannya. rasa Deg-degan sekaligus Khawatir selalu menghampirinya, sebentar lagi dia akan menjadi seorang Ibu.
Perutnya yang semakin membesar.
membuatnya merasa sangat kesulitan. Beberapa minggu terakhir ini Jeslyn habiskan dengan menjalani kesehariannya diatas ranjangnya terus-menerus menahan sakit.
Genta yang selalu memperhatikan keadaan Jeslyn pun didera ketakutan yang luar biasa, Genta takut Hari yang tidak pernah dinantikan tiba, dia sangat takut jika salah satu dari kedua orang yang dicintai pergi meninggalkannya, Genta tak bisa membayangkan itu semua, terlalu mengerikan menurutnya.
“Apa sangat menyakitkan?” bisiknya lembut di telinga sang istri tercinta.
Jeslyn menatap Genta lalu tersenyum tanpa menjawab pertanyaan suaminya tersebut.
“Katakan jika ini menyakitkan, berhenti berpura-pura kuat Sayang, Kau tak pandai berbohong” Ujar Genta hatinya begitu menderita melihat wanitanya terus seperti ini. Kenyataan bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong istri ataupun anaknya sangat menyedihkan untuk seorang pewaris kerajaan sepertinya.
“Kau dan bayi kita selalu ada disisiku, kalian adalah penawar dari rasa sakitku, jadi jangan khawatir!” Jawab Jeslyn mencoba meyakinkan Genta, suaranya terdengar melemah, matanya yang terlihat sayup namun sangat cantik di mata Genta.
“Kuharap aku bisa melihatnya Tumbuh menjadi vampir Kuat sepertimu”. Lanjutnya mengelus perutnya, ia lalu bersandar dalam pelukan Genta, pelukan yang selalu berhasil membuat Jeslyn merasa tenang.
Genta mengelus lembut Surai Jeslyn, “Tentu, kita akan melihatnya Tumbuh bersama, kau akan menjadi ibu sekaligus Ratu kerajaan ini, itu pasti”
“Aku sangat menantikan saat-saat itu…
“Aaaaghhhtt” Ucapannya terpotong Jeslyn tiba-tiba saja berteriak kesakitan saat merasa perutnya terkoyak, rasa sakit berkali-kali lipat dari sebelumnya mendera, sepertinya Genta Junior akan segera lahir.
“A..ada apa Sayang?” Genta yang melihat Jeslyn berteriak histeris dibuat panik, ia Segera menidurkan Jeslyn dengan perlahan, lalu berteriak sekeras mungkin “Panggilkan Tabib Secepatnya!” Bentaknya kepada setiap Pelayan dan Pengawal yang berjaga di depan kamar mereka.
***
“Aghhgg..huuuu..Aghhhgg”
Untuk kesekian kalinya Jeslyn berteriak Kesakitan, teriakan yang terdengar pilu menggema diseluruh penjuru Kerajaan bagian Timur.
“Tenanglah Genta, jangan Gelisah seperti itu” Tegur Tuan Leston, menepuk bahu Anaknya yang tak henti mondar-mandir karena cemas.
“Dia…Diaa terus menjerit Kesakitan, aku takut dia akan pergi meninggalkanku Ayah!” Jawab Genta, bibirnya bergetar hebat, mata yang bekaca-kaca menahan tangis.
Maxx menghela nafas lalu menatap iba keponakannya. “Yakinlah, dan memohonlah kepada yang Kuasa Genta, Jeslyn tentu bisa melewati semua ini, dia Wanita Yang sangat Kuat” ucap Maxx meyakinkan Genta, walaupun sebagai ilmuan Maxx sendiri tak yakin melihat keadaan Jeslyn yang sangat memprihatinkan, tubuh yang kurus sedangkan Janinnya begitu kuat.
Air mata mulai menetes dari pelupuk Mata Genta, ia menatap kosong pintu Kamar yang menghalanginya dengan Wanitanya.
Cleak
Pintu kamar terbuka menampilkan Seorang Tabib wanita yang dipenuhi keringat peluh, pakaiannya berlumur darah.
“Tuu..Tuan Muda, Nyonya Kehabisan Darah di…dia membutuhkan banyak Darah!” Ucap Tabib itu Panik.
“Ambil darahku, akan kukorbankan seluruh darahku, yang kuinginkan Istri dan bayi yang dikandungnya selamat”.
Dengan Segera Genta mengiris pergelangan tangannya dan segera mengisi cangkir emas itu dengan darahnya.
“Kondisi Nyonya sangat lemah Tu..tuan muda. Maafkan sa..saya takutt tidak bisa menolong keduanya” Lanjut Tabib tersebut ketakutan.
Genta menghentikan aksinya lalu memegang erat kedua tangan Tabib tua itu. “Kumohon padamu selamatkan mereka, aku..aku sangat memercayaimu, aku tidak bisa hidup tanpa mereka” pinta Genta pada tabib tua itu, tangisan, kekhawatiran, rasa takut menjadi satu.
Tabib tersebut perlahan tersenyum mengiyakan lalu segera kembali kedalam ruangan persalinan, ketulusan dari Tuan Muda meyakinkan tabib itu untuk berusahah menyelamatkan Nyonya dan bayi yang dikandungnya.
Blusshh
Lutut Genta sudah takbisa menahan bebannya, ia terjatuh ke lantai dengan tangisan yang pecah. selanjutnya kedua tangannya terkepal menyatu kedepan, terlihat seperti orang yang memohon.
“Kumohon Selamatkan Jeslyn dan Anakku, aku bahkan rela menggantikan nyawa mereka dengan nyawaku, Sang Maha Kuasa yang telah menciptakan Kami, Kumohon, ini permintaan pertama dan terakhirku” Mohonnya terdengar begitu pilu ditelinga seluruh orang yang menyaksikannya.
Leston, Maxx, Para pelayan dan pengawal menatap Iba sang Pewaris Kerajaan yang terlihat begitu terpukul, Siapapun yang melihat Genta akan merasa Kasihan, kisah cinta yang begitu rumit, kebahagiaan mereka yang dapat dihitung jari, Semua berharap hari ini sang Maha Kuasa menjawab seluruh doa Tuan Muda mereka, Mereka pun berharap segala kesedihan segera berakhir.
ngeaa…ngeaaaa (ini suara tangisan bayi yah:)
Sebuah tangisan bayi memecahkan suasana mencekam, semua vampir menoleh satu sama lain senyum terpampang pada wajah mereka.
Genta pelahan Berdiri.
“Selamat Tuan Muda, Bayi kalian telah lahir, seorang Putra Mahkota yang sangat tampan” Teriakan dari balik pintu yang memisahkan Genta dan Jeslyn.
Tuan Leston dan Maxx saling memandang, senyum terukir diwajah mereka, hilang sudah rada khawatir dan ketakutan penghuni kerajaan.
Tanpa pikir panjang Genta menerobos masuk, lalu mendekati tabib yang sedang menggedong bayi mungil di dekapannya!”
“Istriku?” tanya Genta Khawatir mendapati wanitanya brtbaring lemah.
“Mereka bedua Selamat Tuan, Nyonya sudah melewati masa kritisnya, saat ini dia Hanya pingsan, Keajaiban terjadi Tuan!” tangisan haru tabib pecah. “Ini berkat doa Tuan Muda dan keyakinan Nyonya Jeslyn untuk bertahan!”
***
Semua vampir bersuka ria atas kelahiran Putra Mahkota kerajaan Alexei, bukan hanya itu Nyonya Jeslyn yang telah melewati masa Krisisnya berkat darah Murni Sang pewaris, benar-benar Keajaiban.
Jeslyn masih terbaring lemah senyuman bahagia terus terlihat di wajah cantiknya, bagaimana tidak? saat ini Genta sedang memeluk Bayi mereka dengan penuh kasih sayang. Lengkaplah sudah Kebahagiaan mereka.
“Aku ingin berterima kasih padamu!” Ucap Genta perlahan mendekati Jeslyn.
“Apa itu?”
“Terima kasih karena sudah bertahan, terima kasih karena sudah melahirkan Pewaris kita, dan terima kasih untuk semuanya, Aku sangat mencintaimu!” Jawab Genta tersenyum lalu mencium singkat bibir Jeslyn, dengan segera ia meletakkan Genta Junior dalan dekapan pelukan istrinya.
“Dan akupun ingin berterima kasih padamu, terima kasih karena telah mencintaiku sebanyak dan sebesar ini!” Balas Jeslyn juga mengecup singkat pipi Genta.
Tok..Tokkk..
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian keduanya, Genta berjalan lalu membuka pintu kamar mereka.
Pintu terbuka menampilkan Ayah dan pamannya yang sedang tersenyum aneh menurut Genta.
“Apa kami mengganggu?”
Genta menggeleng dan tersenyum “ada apa?”
“Kami ingin melihat Cucu kami, apa tidak boleh?” Leston menatap tajam kearah Genta, dengan cepat ia menerobos masuk ke dalam kamar.
“Wah Kau pulih dengn baik Jeslyn, benar-benar Keajaiban, jaga Kesehatanmu, aku tidak ingin Ratu negeri ini kembali jatuh sakit!” Ucap Leston tersenyum ramah.
“Ra..ratu?” Dahi indah Jeslyn berkerut, ia tidak paham dengan ucapan Ayah.
“Ayah akan Segera turun tahta, dan Ayah ingin kerajaan dipimpin oleh Kalian Berdua! dan jangan lupa pewaris kalian Putra Mahkota yang sangat tampan” Jawab Leston mendekap erat bayi mungil dengan Gelar Putra Mahkota itu.
“Aku yakin Kerajaan akan semakin sejahtera jika dipimpin oleh kalian Berdua” Maxx melanjutkan ucapan Leston.
“Jadi siapa nama cucuku ini?” Tanya Leston Kembali penasaran.
“Wiliam Kyle Alexei” Jawab Genta Tegas, Jeslyn berbalik menatap Genta, ia kemudian tersenyum tanda setuju.
“Putra Mahkota Wiliam? tidak buruk!”
Semua vampir yang berada dalam kamar itu tertawa bahagia, rupanya badai sudah berlalu, setelah kesedihan tentu akan terbit kebagiaan.
***
1 bulan berlalu dengan sangat cepat, Kondisi Jeslyn semakin membaik, dalam waktu satu bulan Wiliam telah tumbuh dengan cepat, jika di dunia Manusia saat ini Wiliam sudah menginjak Usia 4 Tahun, wajah yang begitu tampan, dengan rahang yang terlihat begitu tegas.
Upacara Kenaikan Tahta Genta sudah di depan mata, Hari ini Tuan Leston akan menyerahkan segala urusan kerajaan ditangan Genta dan Jeslyn. Pada akhirnya Hari yang ditunggu telah tiba.
“Apa kau sudah siap?” Tanya Genta pada Jeslyn yang masih duduk mematung di depan cermin.
“Aku cukup Gugup, Ratu? ini terasa seperti mimpi?” Jawab Jeslyn saat ini dia sudah mengenakan Gaun Hitam yang sangan elegan dan anggun.
Genta memeluk Jeslyn Dari arah belakang! “Seorang Raja harus memiliki Seorang Ratu disampingnya, dan juga jangan Lupa seorang Putra Mahkota untuk melengkapi kebahagian mereka” bisik Genta lembut.
“Lihatlah Putra kita sudah siap rupanya!” Kekeh Genta menatap Wiliam yang terlihat begitu polos memerhatikan perilaku mereka berdua.
“Kemari Sayang!” panggil Jeslyn dengan senyuman hangatnya.
Wiliam Kecil juga ikut Tersenyum lalu menghampiri kedua orang Tuanya.
“Wiliam Sayang Ibu dan Ayah!” Teriaknya terdengar lucu.
Jeslyn Dan Genta Tertawa bahagia mendengar teriakan dari Anak semata wayang mereka.
Chuu
Genta mengecup singkat bibir Jeslyn dihadapan Wiliam kecil.
“Ayah tidak boleh mencium Mama, hanya Wiliam yang boleh!” Marah wiliam mempout bibirnya, terlihat sangat lucu.
***
Masa-masa indah Telah tiba, Hari ini akan tercatat dalam sejarah dunia Vampir sebagai Hari penobatan Pewaris kerajaan ke V.
Seluruh Vampir Kerajaan Alexei dan beberapa Kerajaan tetangga telah berkumpul, suasana terlihat begitu penuh suka cita.
Genta Alexei dan Jeslyn berjalan memasuki Halaman istana tempat digelarnya Upacara Penyerahan Tahta, mereka terus bergandengan tangan terlihat begitu mesrah, dibelakangnya diikuti oleh Pria kecil tengah digendong oleh Kakeknya Maxx.
Sedangkan Tuan Leston Telah menunggu di atas Podium, Senyum bahagia terlihat Jelas pada wajahnya.
“Genta Alexei Hari ini aku akan mewariskan Tahtaku padamu, seluruh tugas kerajaan akan menjadi tanggung jawabmu kuharap Kau dapat memimpin Kerajaan ini dengan baik, membuat Penduduk Alexei menjadi sejahtera, Apa kau siap?” Tanya Leston matanya berkaca-kaca penuh haru.
Dengan lantang Genta menjawab ” Iya aku bersedia!”
“Dan Kau Jeslyn Alexei akan terus menemani Genta dikala suka dan duka, menjadi Ratu Negeri ini, menjadi ibu dari seluruh rakyat Alexei, apa kau bersedia?” tanya Tuan Leston Kembali.
Jeslyn menatap Leston lalu tersenyum “Iya aku bersediah Ayah” jawab Jeslyn yakin.
Air mata kebahagian mengalir di mata Tuan Leston, Upacara Penyerahan Mahkota pun dilakukan.
“Dan kuperkenalkan kepada kalian untuk pertama kalinya dia Cucuku, Wiliam Kyle Alexei, Putra Mahkota Negeri ini” Leston dengan bangganya memperkenalkan Wiliam pada seluruh rakyat Alexei.
Sorakan dan tepuk tangan menghiasi Kerajaan.
Akhirnya Kebahagiaanpun hadir, buah dari kesabaran Genta dan Jeslyn dengan Hadirnya sang buah Hati Wiliam.
Kuharap Kisah mereka akan terus ada.
Kebahagian akan terus mendatangi mereka.
Aku akan mencintaimu hari ini, esok, dan selama-lamanya
-Genta Alexei
END