Happy Reading😁
____
Ting,
Jhon dan Dev mengalihkan pandangannya menatap lift yang perlahan terbuka menampilkan Alex yang bertelanjang dada, rambutnya masih dalam keadaan berantakan.
“Wah Alex, bagaimana dengan wanita pilihanku? Apa dia membuatmu puas?” tanya Dev tersenyum jahil.
“Apa yang terjadi? Mengapa kau datang dengan tampilan seperti itu? Hahaha.” Jhon bersuara diselingi tawa cukup heran dengan penampilan Alex yang terlihat berantakan.
Alex menatap sahabatnya itu sekilas, sungguh moodnya benar-benar hancur karena saat sedang berhubungan dengan wanita lain hanya bayangan Anastasya yang melintasi pikirannya.
Alex tidak berniat menggubris ucapan Dev dan Jhon, matanya terus teralihkan pada Handphonenya. Saat ini dia sedang mengamati Ana dari CCTV mansion yang sudah dihubungkan ke handphone miliknya.
Kini senyuman terukir di wajah Alex dapat dilihatnya dari CCTV Ana yang sedang mengganti baju, mungkin wanitanya ini tidak sadar bahwa ada kamera CCTV di dalam kamarnya, moodnya kini lebih baik dari sebelumnya.
Alex meneguk salivatnya. “Kau sangat menggoda Ana,” batin Alex berseru.
Tanpa pikir panjang Alex memasukkan Handphonenya ke dalam kantung celananya, lalu segera memakai pakaiannya, sungguh ia hanya ingin pulang ke mensionnya menatap wajah cantik dan polos wanitanya itu.
“Aku akan pulang!” ucap Alex tergesa-gesa.
Ucapan Alex yang tiba-tiba membuat kedua sahabatnya merasa heran. Mereka tentu heran mengingat beberapa detik yang lalu Alex terlihat kesal namun sekarang wajah pria itu dipenuhi dengan senyuman.
“Yahh, kenapa kau pulang? Ini baru jam berapa Lex!”
Padahal jam baru menunjukkan pukul 22.00, tidak biasanya Alex pulang secepat ini!
“Ayolah ini baru jam berapa Lex! Kau benar-benar membuatku sakit hati, semenjak Ana datang dihidupmu kau semakin sering mengacuhkan kami!” lanjut Jhon lalu menghisap vape yang ada di tangannya.
“Jadi seberapa banyak Ana akan mengubah hidup Alex kita ini?” tanya Dev menyunggingkan senyuman anehnya.
“Alex tetaplah disini ada yang harus kubicarakan padamu, ini tentang bisnis kita!” ucap Jhon mengingatkan Alex.
“Sudah kukatakan sebelumnya Kalian saja yang urus!” jawab Alex singkat.
“Tapii..
“Diamlah.” Alex memotong ucapan Dev, ia lalu menatap Tajam Dev dan memilih berlalu pergi.
“Kau lihat dia? Benar-benar bukan Alex yang kukenal!” desis Jhon pada Dev.
“Aku takut kehadiran wanita itu akan menjadi sumber kelemahan Alex!” ucap Jhon kembali.
“Entah mengapa aku tidak menyukai Ana! bisa-bisa bisnis kita hancur karenanya!” kata Dev lalu meminum segelas wine di tangannya.
***
Mansion
Ana menatap takjub seluruh pakaian yang tersusun rapi di dalam lemari kamarnya terlihat jelas model-model baju yang sangat cantik, pandangan matanya terhenti pada kumpulan gaun tidur yang menarik perhatiannya Jeslyn kemudian mengambil salah satu piyama tersebut.
Matanya membulat sempurnah menatap model piyama itu. “Apa-apaan pria itu, ishh ini menjijikkan!” maki Ana menyimpan kembali piyama dengan model yang sangat sexy itu.
Apa pria itu berharap Ana akan memakai piyama itu? Ana segera menggelang, dia tentu tak akan memakai baju semenjijikan itu.
“Dasar pria Gila!”
Tiba-tiba saja ingatan kejadian beberapa jam yang lalu menghapiri Ana.
“Aku akan segera menikahimu! jadi bersiaplah Ana!”
Kalimat yang terlontar dari pria brengsek itu berhasil membuat Ana bergidik ngeri dan semakin tidak nyaman berada di dekat pria itu.
“Apa yang pria bajingan itu inginkan dariku? Aku bahkan tak secantik dan semenarik itu! Jadi apa yang dia harapkan dari wanita sepertiku? Apa kah dia hanya ingin menjadikanku budak?” Begitu banyak pertanyaan melintasi otak Ana namun Ana tak kunjung mendapatkan jawaban.
Sekali lagi Ana menggeleng tak ingin mememikirkan hal yang memebuat kepalangya sakit, sudah cukup.
Brak
Suara jendela terbuka rupanya berhasil membuat Ana tersadar dari lamunannya. Ana perlahan berjalan ke arah balkon kamarnya berniat untuk menutup kembali jendela yang terbuka karena terpaan angin.
Deg, Ana menatap takjub pemandangan dihadapannya, ia menatap hamparan taman yang dihiasi lampu. Gadis cantik itu sangat menyukai bunga, bagaimana tidak? Sejak kecil Ana dan kedua orang tuanya sangat senang menanam, dahulu bahkan mereka memiliki taman yang sangat luas dibelakang rumah.
Ana kembali melamun mengingat masa kecilnya yang sungguh bahagia, tiba-tiba saja ia kepikiran dengan nasib papanya.
“Papa, apa papa baik-baik saja?” gumamnya pelan.
“Ana merindukan papa, ini pertama kalinya Ana jauh dari Papa,” gumamnya kini air matanya kembali menetes.
Sungguh Ana tidak suka dengan sikap cengengnya dia amat mudah menangis, inilah kelemahan Ana padahal umurnya sudah menginjak 20 tahun, tapi rasanya ia seperti anak kecil saja.
Tok..tokk…
Ketukan pintu membuat Ana kaget.
“Nona Ayo makan, Tuan Alex sudah menunggu dimeja makan!” teriak pelayan dari luar kamar Ana.
“Alex? kukira dia pergi!” ucap Ana malas ia lalu dengan cepat menghapus air matanya, takut jika Alex melihatnya tentu dia akan kena bentakan lagi dan sungguh Ana tidak suka di bentak, hatinya akan terasa sakit jika seseorang membentaknya.
“Ana cepatlah keluar, aku tidak suka menunggu terlalu lama!” teriakan kembali terdengar namun Ana sadar itu bukan suara pelayan tadi, melainkan auara Alex yang terdengar marah.
“Kenap pria brengsek itu terus menggangguku! Apa dia tak ada kerjaan selain menggangguku?”
###
Jangan lupa di vote dan di Coment! Follow Autho yah😁